Pin It

 20171010 dwp2

Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian PANRB Zas Juniarti Asman Abnur

 

JAKARTA - Kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Jumlah wanita penderita kanker serviks atau kanker leher rahim di Indonesia hingga kini setidaknya mencapai 21.000 kasus. Karena itu tidak aneh apabila kanker serviks dan kanker payudara menjadi momok yang sangat menakutkan bagi wanita.

“Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penderita kanker serviks kedua tertinggi di dunia. Lebih dari 92.000 kasus kematian terjadi pada wanita di Indonesia akibat kanker, sebesar 10,3 persen merupakan jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks,” kata Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian PANRB Zas Juniarti Asman Abnur saat membuka pemeriksaan IVA dan SADANIS di lingkungan keluarga besar DWP Kementerian PANRB, di Jakarta, Selasa (10/09).

Ia mengatakan kasus kanker payudara tidak beda jauh dengan kanker serviks, dimana pada tahun 2010 jumlah pasien kanker payudara mencapai 28,7 persen dari total penderita kanker.  Di Indonesia, kasus baru kanker payudara menjadi kasus kematian tertinggi dengan angka 21,5 persen pada setiap 100.000.  Yang memprihatinkan, 70 persen pasien kanker payudara baru datang ke fasilitas kesehatan setelah stadium lanjut.

Untuk itu dirinya mengimbau agar para wanita dapat mendeteksi lebih awal dan mencegah penyakit kanker serviks dan kanker payudara, dengan cara melakukan pemeriksaan secara rutin, dan juga meningkatkan kualitas hidup dengan mengembangkan perilaku dan pola hidup sehat.

Sementara itu Ketua DWP Kementerian PANRB Endang Dwi Atmaji menyampaikan bahwa kegiatan diselenggarakan untuk melakukan diteksi dini kanker serviks dan kanker payudara melalui metoda IVA dan SADANIS bagi anggota Dharma Wanita Persatuan Kementerian PANRB, dan warga sekitar.

Kegiatan pemeriksaan IVA dan SADANIS dilakukan oleh Tim Pemeriksa Dinkes DKI Jakarta, hasil kerjasama antara DWP Kementerian PANRB dengan OASE Kabinet Kerja dan Female Cancer Program RSCM. Dalam kegiatan yang diinisiasi oleh DWP Kementerian PANRB, diikuti oleh para pegawai Kementerian PANRB serta warga di sekitar.

Sebelumnya, DWP Kementerian PANRB mengadakan sosialisasi pencegahan Kanker Serviks di Kantor Kementerian PANRB, Rabu (20/09). Acara ini dihadiri oleh Ketua DWP Kementerian PANRB Endang Atmaji,  pengurus dan anggota serta para pegawai khususnya perempuan. Acara itu menghadirkan seorang bidan sebagai pembicara.  

Sosialisasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang cara mendeteksi dini kanker serviks menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA),  dan pencegahan kanker payudara dengan SADARI dan SADANIS.

Bidan Puskesmas Kabayoran Baru Heni Puspitasari mengatakan, ada 4 langkah Teknik IVA dalam tampilan serviks. Pertama untuk mengetahui apakah seseorang mempunyai potensi kanker serviks. “Jika curiga kanker, tidak perlu test IVA, tetapi langsung dilakukan biopsy,” ujarnya.

Kedua, lanjut Heni, apakah Sambungan Skuamo Kolumnar (SSK) atau bibir rahim tampak seluruhnya ? Jika tidak, maka sebaiknya dilakukan test IVA. Ketiga, lakukan test IVA dengan menunggu satu menit, dan lihat jika timbul epitel putih maka positif. Adapun langkah keempat, jika positif maka harus melakukan kandidat krioterapi.

Selain kanker serviks, pada acara tersebut Bidan Heni juga memberikan pemahanan tentang kanker payudara yang dapat dideteksi dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) oleh tenaga medis terlatih. “Untuk Sadari dapat dilakukan setiap bulan, sedangkan SADANIS dapat dilakukan sekali setahun,” tuturnya.

Dalam sosialisasi pencegahan kanker payudara dijelaskan juga tentang gejala dan pencegahan kanker tersebut. Misalnya dengan menghindari alkohol, asap rokok. Sebaiknya lakukan  olahraga, tidur cukup, perhatikan makanan dan lain-lain. Pada akhir acara tersebut anggota DWP Kementerian PANRB  menggelar kegiatan arisan rutin. (byu/HUMASMENPNRB).