Pin It

FOTO 2 9

Banyaknya remaja yang gemar mengunjungi situs porno serta maraknya kasus pelecehan seksual di Indonesia membuat tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) tergerak untuk menangkal situs porno yang beredar di internet. Adalah Ilham Satyabudi, Yuandri Trisaputra dan Gusti Bimo Marlawanto yang menciptakan inovasi baru berupa aplikasi Integrate Porn Autocensor (IPA), sebuah aplikasi yang dapat menyensor gambar dan teks porno.

Proses pembuatan aplikasi IPA dari tiga mahasiswa jurusan Departeman Ilmu Komputer ini diawali dari keikutsertaan mereka di lomba Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang digelar Pendidikan Tinggi (Dikti). PKM ini sejalan dengan mata kuliah Image Processing dan Information Retrieval yang mereka terima di bangku kuliah.

Ketua Tim Ilham Satyabudi mengatakan, aplikasi ini dibuat pada Februari 2016 setelah pada November 2015 proposal pembuatan aplikasi lolos seleksi dan diberikan dana Rp 7.5 juta untuk pengembangannya. Saat ini aplikasi IPA sedang dalam masa penilaian Dikti pada lomba PKM yang hasilnya akan diumumkan pada agustus 2016 mendatang.

“Pengerjaan dilakukan selama hampir tiga bulan. Walau belum diumumkan tetapi aplikasi ini sudah kami launching pada Minggu, 5 Juni 2016 lalu,” ujar. 

Ilham yang juga mantan Ketua Umum Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) IPB menuturkan, aplikasi IPA dapat menyensor gambar porno dan cerita seks/ dewasa. Tingkat akurasi untuk penyensoran gambar porno sebesar 82 persen, sedangkan untuk teks porno sebesar 79 persen. Cara memasang aplikasi ini cukup dengan menginstall aplikasi IPA pada web browser Google Chrome.

“Caranya dengan kunjungi situs kami di ayosensor.in dan klik icon Google Chrome. Pada saat IPA sudah terpasang di browser, maka website yang memiliki gambar porno dan teks porno akan otomatis tersensor dengan gambar orang mengaji,” jelas Ilham.

Menurut Ilham, aplikasi ini belum sepenuhnya selesai karena masih ada yang harus dikembangkan terutama di bagian menyensor video porno dan penyensoran website berbasis mobile karena masyarakat lebih sering browsing via smartphone. Ia pun mengakui adanya beberapa hambatan dari segi infrastruktur. Seperti kebutuhan server dengan spesifikasi yang bagus karena harga sewanya cukup mahal. 

“Harapan kami masyarakat dapat mengunduh dan menggunakan sehingga orang-orang yang disayangi dapat terhindar dari bahaya pornografi. Dan dari pemerintah agar aplikasi kami dapat digunakan di warnet,” pungkas Ilham. (fla/agus/Humas Bogor)