JEMBER - Gara-gara tidak mendapat perhatian, Atap Rumah Dinas Bupati atau yang biasa disebut dengan sebutan Pendopo Wahya Wibhawa Graha Kabupaten Jember sekitar jam 11, Senin siang (25/7) ambrol.
Ironisnya, ambrolnya atap luar kamar keluarga yang terletak disebelah kolam ikan itu, ketika Bupati Jember, dr Faida, MMR sedang berada tidak jauh dari tempat kejadian, sehingga membuatnya terkejut atas guncangan seperti gempa itu. Beruntung tidak menimpa dirinya, sehingga tidak sampai jadi korban.
Selama ini, dirinya mengaku masih bisa menahan diri, meski sejak pertama masuk rumah dinas, kondisinya porak-poranda. Semua mebuler di ruang kerja, ruang tamu VIP, Kamar tidur, lukisan, korden, perlengkapan dapur, sebagian besar tidak berada di tempat, seluruh ruangan nyaris dalam kondisi kosong.
Untuk mengisi kembali sejumlah perabot yang kosong, baik di ruang tamu, kamar, dapur, ruang kerja dan di tempat lain, perempuan pertama orang nomor satu di Jember ini mengaku rela memilih dan memilah mebeler yang baik dan bisa diperbaiki serta barang-barang yang masih bisa dipakai.
Namun ketika kejadian itu Bupati tampak sangat marah “Kejadian ini sudah tidak bisa ditolerir, pasalnya sudah menyangkit keselamatan keluarga dan Pemimpin Pemerintah Kabupaten Jember, Saya berharap ini harus dipertanggungjawabkan”. Ungkapnya dengan nada kesal.
Karena dua bulan sebelumnya, dia telah memerintahkan kepada pejabat berwenang memperbaiki. Namun tak kunjung dibenahi. “saya tidak ingin bermasah hukum dikemudian hari, maka saya minta BPKA dan Inspektorat membuat audit” Tambahnya.
Hasilnya sangat ironis, sejumlah inventaris senilai milyaran rupiah lenyap. “Hampir 4 Millyar nilai inventaris Pendopo yang seharusnya sekarang masih ada tanpa laporan penghapusan tetapi dalam audit barangnya tidak lagi ada di tempatnya”. Jelasnya.
“Saya prihatin melihat kondisi pemerintahan (sebelumnya) yang kurang memperhatikan perawatan, Rupanya, masa transisi dimanfaatkan sejumlah pegawai dan pejabat ‘nakal’ untuk mengeruk keuntungan. Caranya, dengan mengusung berbagai barang inventaris” pungkasya
Sebenarnya, awal dirinya masuk ke pendapa, sejumlah pejabat telah menawarinya mebelair dan perlengkapan baru. Namun dia menolak, karena itu akan menghapus jejak pegawai maupun pejabat pemkab ‘nakal’ yang menggondol asset dan barang inventaris di pendapa.
Akar masalah musibah ini menurut mantan Direktur Rumah Sakit Bina Sehat ini, karena selama ini birokrasi hanya mengutamakan belanja pengadaan barang-barang dan jasa saja, sementara untuk pemeliharan “Maintenance” terhadap aset-aset negara Diabaikan. (ruz/ags/HUMAS MENPANRB