Presiden Jokowi didampingi Mendagri Tjahjo Kumolo dan Seskab Pramono Anung membuka Munas V Adkasi, di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (17/12)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, keberhasilan pembangunan nasional maupun pembangunan daerah sangat ditentukan oleh kerjasama atau sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, antara gubernur dan DPRD provinsi, antara bupati/walikota dan DPRD kabuoaten dan kota.
“Dan sinergi baru bisa berjalan secara efeketif apabila ada paradigma yang sama, ada pemahaman yang sama, ada pola pikir dan mindset yang sama tentang kemana kita harus melangkah,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) IV Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (Adkasi), di Upperroom Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (17/12) pagi.
Menurut Presiden, jika harus ada tujuan yang sama dalam arah dan tujuan pembangunan, apa yang menjadi indikator-indikator keberhasilan pembangunan, jangan sampai kita sudah bekerja keras tetapi tujuannya berbeda-beda, langkahnya berbeda-beda, ukurannya juga berbeda-beda. Sehingga sumber daya yang sudah dikeluarkan menjadi tidak efektif menjadi tidak efisien.
“Saya ingin menekankan beberapa hal yang menjadi perhatian para anggota Adkasi. Perencanaan pembangunan daerah harus satu garis dengan perencanaan pembangunan nasional, harus satu garis. Jangan sampai rencana pembangunan nasional menuju ke utara, rencana pembangunan daerah menuju ke selatan, barat atau timur. Ini sangat berbahaya,” tutur Presiden Jokowi.
Kepala Negara menekankan, hal yang penting juga agar program-program pembangunan terintegrasi antar daerah kabupaten dan kota, antar provinsi tanpa harus mengaktifkan kondisi yang berbeda dari masing-masing daerah.
Ia menyebutkan, ukuran kinerja hubungan daerah harus mengacu pada 5 indikator yang penting. Pertama pertumbuhan ekonomi; yang kedua tingkat inflasi; yang ketiga gini rasio; yang keempat angka kemiskinan; dan yang kelima pengangguran dan pembukaan lapangan pekerjaan.
Yang pertama pertumbuhan ekonomi. Presiden mengingatkan, pertumbuhan ekonomi misalnya lima tetapi inflasinya delapan lebih, tekor kita tiga persen. “Orang sering melupakan inflasi. Hati-hati denga inflasi, ekonominya tumbuh tetapi inflasinya lebih dari itu ya berarti malah minus,” ujar Jokowi seraya mengambil analogi jika prang memiliki uang namun saat belanja harga naik lebih tinggi maka daya beli akan menurun.
Menjawab permintaan Ketua Adkasi Salehudin agar Presiden menyetujui Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP). Presiden menjawab jika RPP tersebut akan segera diputuskan namun hingga saat ini RPP tersebut belum sampai kepadanya.
Munas V Adkasi ini mengangkat tema “Membangun Indonesia Dari Daerah”. Tampak hadir dalam Munas yang dihadiri oleh 417 ketua DPRD Kabupaten se-Indonesia itu antara lain Mendagri Tjahjo Kumolo, dan Seskab Pramono Anung. (FID/OJI/ES)
sumber : www.setkab.go.id