DENPASAR - Satu lagi prestasi nasional berhasil diraih oleh Kota Denpasar, yakni sebagai The Best Cities For Business 2015 versi Majalah SWA. Ibukota Provinsi Bali ini dinilai sebagai salah satu kota terbaik untuk berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Bahkan, kota yang baru berdiri secara resmi pada tahun 1992 ini mampu menggusur kota-kota besar lain seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Yogyakarta dan Batam.
Kota Denpasar yang memiliki luas 127,78 Km2 atau 2,27 % dari total wilayah Provinsi Bali, tidak memiliki sumber daya alam mampu memikat investasi. Tetapi saat ini, Denpasar telah menjadi kota probisnis yang kreatif tanpa meninggalkan kearifan lokal, serta masuk dalam urutan pertama dari 15 Kota di Indonesia pilihan pengusaha Nasional dengan nilai index 77,70.
Survei Best Cities for Business 2015 yang dilansir Majalah SWA menggunakan metode pengambilan sampel secara purposive, meliputi ketersediaan infrastruktur, dukungan pemerintah daerah, perizinan, lahan, pajak daerah, tenaga kerja, keamanan berbisnis, dan pelayanan terpadu yang mencakup kemudahan dan kecepatan layanan.
Tak semua kota bisnis terbaik dibangun berlandaskan potensi sumber daya alam berlimpah. Dengan mengoptimalkan potensi daerah yang ada plus modal kreativitas, Pemkot Denpasar telah berhasil mewujudkan mimpi membangun kota bisnis berbasis potensi dan kreativitas warganya.
Kebangkitan komunitas perajin endek yang nyaris gulung tikar, yang dimulai Pemkot Denpasar pada kurun waktu lima tahun terakhir dengan memetakan masalah yang dilanjutkan dengan meningkatkan kualitas, desain, kemasan dan pemasaran termasuk mengadakan mesin tenun. Kini endek bangkit dari tidur panjang dan sudah menjadi trend mode dari kalangan tua, muda dan dewasa.
Denpasar Festival menjadi puncak ruang kreatif masyarakat sejak tahun 2009 juga telah menjadi kesuksesan kebangkitan endek. Dari tahun ketahun, event Denpasar Festival yang digelar setiap bulan Desember telah sukses mencetak nilai transaksi serta menjadi ajang pesta rakyat telah suskes membangkitkan kembali kuliner tradisional yag sempat terlupakan.
Pembinaan terhadap wirausaha muda pemula Denpasar tak dilupakan Pemkot Denpasar yang telah mampu mencetak dari tahun 2010 hingga 2014 sebanyak 74 wirausaha muda. Dengan membuka akses seluas-luasnya untuk permodalan, pembinaan, manajeman, pemasaran dan fasilitas-fasilitas lain hingga mengirim wirausaha muda yang memiliki potensi, semangat serta dedikasi ke Rumah Perubahan Rhenal Kasali School For Enterpreneurship.
Dari langkah-langkah tersebut telah mampu menghantarkan Denpasar mencapai Indeks Pembangunan Manusia 79,41 yang merupakan IPM tertinggi di Bali. Dari apa yang telah dilakukan Pemkot Denpasar yang memiliki keyakinan peningkatan ekonomi kota ini dengan menggerakkan masyarakatnya di bidang wirausaha dengan menggabungkan seluruh sumber daya usaha yang dibutuhkan seperti modal, manajemen, dan SDM, serta strategi bisnis yang mentransformasikannya menjadi produk baru dan inovatif. (gst/ags/HUMAS MENPANRB)