Pin It

20230816 Edukasi dan Literasi Keuangan Sejak Dini Perlu Dilakukan

 

Jakarta, InfoPublik - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa untuk bisa menjadi negara maju dan sejahtera, setiap generasi perlu bekerja keras, termasuk generasi muda pelaku usaha Indonesia yang merupakan calon investor ritel potensial, sehingga sedini mungkin perlu diberikan edukasi dan literasi keuangan dalam berinvestasi.

“Setiap generasi memiliki peranan penting untuk memperjuangkan, membangun, mengusahakan, dan membiayai pembangunan," ujar Menkeu dalam siaran pers yang diterima pada Selasa (15/8/2023).

Menkeu menambahkan bahwa dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan juga sektor keuangan yang stabil dan dalam, yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat inklusi dan literasi keuangan yang tinggi.

"Terlebih lagi untuk generasi milenial dan generasi Z yang merupakan pelaku utama di berbagai sektor saat ini, harus siap menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat," kata Menkeu.

Ditambahkannya, perkembangan digitalisasi di sektor keuangan yang telah mempermudah akses terhadap berbagai produk investasi, perlu diimbangi dengan peningkatan literasi keuangan. Yang paling penting adalah mengetahui karakter produk yang diinvestasikan. Menjadi literate bermanfaat sebagai bekal dalam merencanakan dan menjaga hasil kerja untuk diinvestasikan di tempat yang baik.

“Indonesia hanya akan bisa maju jika kita semua peduli dan menjaganya bersama, dimulai dari memahami bagaimana mengurus negara ini, memahami mengurus keuangan diri, dan menjaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik," kata Menkeu.

Menteri Keuangan menegaskan pentingnya memahami literasi keuangan ketika melakukan investasi. Masyarakat harus mengerti fundamental dari instrumen investasi yang dipilih sehingga dapat menurunkan potensi kerugian hingga penipuan.

“Karena orang yang mau mengambil atau menarik uang Anda untuk diinvestasikan, mereka pasti cerita yang bagus-bagus. And that’s why you need to be literate. Dia mau cerita apa saja karena yang diincar uang Anda untuk investasi atau untuk ditipu tadi. Jangan lihat mukanya, lihat angkanya, lihat datanya, lihat fundamentalnya,” kata Menkeu.

Menkeu mengungkapkan sebanyak 85 persen masyarakat sudah menggunakan jasa keuangan, baik itu melakukan transaksi seperti menabung dan berinvestasi. Namun, literasi keuangannya masih sekitar 50 persen saja.

“Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi literasinya baru 50 persen. Itu adalah suatu PR buat kita semuanya,” ujar Menkeu.

Untuk itu, Menkeu mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk memahami fundamental dari masing-masing instrumen investasi, termasuk ketika akan berinvestasi ke obligasi pemerintah yaitu surat berharga negara (SBN). Masyarakat dapat mempelajari fundamental SBN dengan membaca kondisi perekonomian dan keuangan Indonesia yang datanya dapat dilihat dalam rilis APBN KiTa setiap bulannya.

“Baca APBN, tiap bulan kami laporkan. APBN-nya sehat enggak, bagus enggak, sesuai atau enggak. Ekonomi kita bagus, berarti saya percaya. Kita harus terbiasa membaca fundamental,” kata Menkeu.

Menkeu juga meminta masyarakat untuk tidak mudah tergoda dengan produk investasi yang memberikan iming-iming keuntungan yang cepat, tinggi, dan aman karena ada kemungkinan hal tersebut terindikasi penipuan.

“Jangan sampai mereka yang sudah inklusi kemudian masuk ke berbagai investasi-investasi atau kegiatan keuangan, yang kemudian merugikan dirinya sendiri karena tidak paham dan melek terhadap aspek-aspek investasi,” ujar Menkeu.

Lebih lanjut, Menkeu mengatakan Kementerian Keuangan akan terus berkolaborasi dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk membangun forum koordinasi di dalam rangka meningkatkan literasi Indonesia, termasuk bekerja sama dengan semua pihak, seperti melalui universitas.

“Karena yang paling penting dari literasi adalah something that you can learn dan itu banyak sekali hubungan dan manfaatnya buat Anda sebagai bekal hidup, merencanakan hidup, dan juga untuk menjaga hasil kerja kalian yang sudah Anda jaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik. Indonesia hanya akan bisa maju kalau kita semua peduli dan menjaganya bersama. Cara peduli dan menjaga adalah memahami bagaimana mengurus negara ini, mengurus keuangan Anda, dan menjaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik. Kami semuanya akan terus berkomunikasi, berkolaborasi, dan bersinergi sehingga kita semuanya akan menjaga momentum Indonesia untuk maju,” kata Menkeu.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kembali bekerja sama dalam Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK) menyelenggarakan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) pada 14 Agustus 2023. Acara digelar secara luring terdiri dari rangkaian talkshow yang membahas mengenai peran pasar keuangan, pelaku usaha dan investor ritel dalam pembangunan, memahami investasi keuangan bagi pelaku usaha, investasi cerdas bagi pelaku usaha, serta berbagai isu mengenai investasi.

Rangkaian acara Like It 2023 akan berlangsung dalam tiga seri dan diselenggarakan secara bergantian oleh anggota FK-PPPK selama sebulan ke depan. Tahun ini, Like It didedikasikan untuk generasi muda pelaku usaha yang telah berkontribusi nyata dalam perekonomian domestik. Like It #1 mengusung tema Rising Stars: Young Entrepreneurs Shine in Financial Investing yang dilandasi semangat mendorong para peserta untuk dapat memperoleh pemahaman lebih baik dan menyeluruh tentang strategi investasi keuangan, sehingga dapat membantu mereka membangun pondasi keuangan yang mendukung pengembangan kewirausahaan mereka. (*)