Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.891 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.822 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Fathul Habib)
Jakarta, InfoPublik – Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai bahwa langkah intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dalam menghadapi tekanan global merupakan kebijakan yang sangat strategis dan krusial.
Dalam situasi ekonomi yang semakin tidak menentu akibat ketegangan geopolitik, terutama terkait dengan kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat dan retaliasi dari Tiongkok, kondisi ini telah memicu arus keluar modal (capital outflow) serta memberikan tekanan signifikan terhadap nilai tukar rupiah.
“Ketegangan geopolitik ini berdampak langsung pada pasar keuangan kita. Capital outflow terjadi karena investor mencari tempat yang lebih aman untuk berinvestasi,” ungkap Josua dalam keterangan persnya pada Rabu (9/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa situasi ini membuat nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi yang cukup tajam.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dan menstabilkan nilai tukar rupiah, BI melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing. Langkah ini diharapkan dapat meredakan volatilitas mata uang domestik serta memberikan sinyal positif kepada para pelaku pasar mengenai komitmen BI dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Intervensi aktif BI sangat penting saat ini. Dengan langkah-langkah tersebut, kami berharap dapat menciptakan kepercayaan kembali di kalangan investor dan mendorong arus masuk modal ke Indonesia,” tambahnya.
Josua juga menyatakan bahwa meskipun tantangan global terus berlanjut, fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Oleh karena itu, ia optimis bahwa dengan kebijakan yang tepat dan responsif dari pemerintah serta BI, perekonomian nasional akan mampu bertahan menghadapi guncangan eksternal.
Dalam konteks jangka panjang, ia menyarankan agar pemerintah terus memperkuat struktur ekonomi domestik melalui reformasi struktural dan peningkatan daya saing produk-produk lokal agar lebih siap bersaing di pasar internasional.
Dengan demikian, langkah-langkah mitigatif seperti intervensi moneter oleh BI menjadi bagian integral dalam menjaga stabilitas makroekonomi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.