Pin It

20160224 FESYEN LEMBONG

JAKARTA - Presiden Jokowi yang didampingi oleh Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki siang ini menerima Helena Helmersson dari H&M Global Production, sebuah perusahaan fesyen besar asal Swedia, beserta Duta Besar Swedia untuk Republik Indonesia Johanna Brismar Skoog, di Istana Merdeka, Rabu, 24 Februari 2016.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pelaku fesyen asal Indonesia. Pertemuan yang diprakarsai oleh Kantor Staf Kepresidenan dan Kementerian Perdagangan ini didasari atas fakta bahwa industri tekstil di Indonesia memberikan pemasukan kepada negara sebesar Rp. 13 miliar dollar per tahun.

Selain itu, industri ini juga mampu menyerap sekitar 2,7 juta tenaga kerja. Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan bahwa 98% pengadaan oleh H&M di Indonesia bertujuan untuk ekspor. "H&M sudah ada di Indonesia sejak tahun 1996. Sekitar 98 persen dari pengadaan H&M itu bertujuan untuk ekspor," kata Thomas ketika memberikan keterangan pers.

Lebih jauh, Thomas juga menjelaskan bahwa fesyen merupakan industri masa depan Indonesia karena cocok dengan budaya kreatif di Tanah Air. Ia juga menyebutkan bahwa pertemuan dengan Presiden Jokowi berlangsung sangat kondusif dan produktif. "Tadi pertemuan sangat kondusif dan produktif. Baik pemerintah Swedia maupun H&M menyampaikan beberapa masukan untuk mengejar lagi agar sektor fesyen dan garmen lebih maju lagi. Dari Swedia kita semua kenal IKEA, Volvo, Tetra Pak (karton dan kemasan), dan Scania. Dan kami sangat antusias menjalin kerja sama dengan pemerintah Swedia untuk mendukung sektor swasta di Indonesia," tambahnya.

Kehadiran H&M di Indonesia tidak hanya terkait dengan investasi dan ekspansi, namun juga untuk masuk ke aspek nilai tambah yang lebih besar. Bukan hanya persoalan garmen, tapi juga masuk ke desain tekstil khusus dan juga bekerja sama dengan desain atau seniman dari Indonesia. "Karena itu prakarasa dari Kantor Staf Kepresidenan itu mempertemukan H&M dengan desainer Indonesia, seniman Indonesia, untuk membangun ekosistem dan suasana industri yang semakin inovatif dan naik kelas," tutup Lembong. (PR)