Pin It

Warga Donggala mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap aman, pasca terjadinya gempa bumi Jumat (28/9) petang.

 

Gempa bumi dengan kekuatan magnitude 7,4 telah mengguncang wilayah Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) pukul 17.02 WIB. Pusat gempa pada kedalaman 10 kilometer (km) pada 27 km Timur Laut Donggala, Sulawesi Tengah.

Berdasarkan konfirmasi kepada Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), telah terjadi tsunami  yang menerjang pantai. Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah mengkonfirmasi ke BPBD bahwa tsunami telah menerjang pantai Talise di Kota Palu dan pantai di Donggala.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya Jumat (28/9) malam menyampaikan, gempa tsunami menimbulkan korban jiwa.

“Laporan sementara, terdapat beberapa korban yang meninggal karena tertimpa bangunan roboh,” ujar Sutopo seraya menambahkan, tsunami juga menerjang beberapa permukiman dan bangunan yang ada di pantai. Ia menegaskan bahwa jumlah korban dan dampaknya masih dalam pendataan.

Menurut Sutopo, petugas BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan saat ini telah melakukan evakuasi dan pertolongan pada korban. Ia juga menambahkan bahwa korban yang luka-luka ditangani oleh petugas kesehatan dan penanganan darurat terus dilakukan.

Namun, lanjut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB itu, kondisi listrik padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi karena pasokan listrik PLN putus. “Terdapat 276 base station yang tidak dapat dapat digunakan,” ungkapnya.

Sementara operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Selain itu, lanjut Sutopo, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus tersebut.

Sutopo juga menyampaikan, bahwa Kepala BNPB Willem Rampangiley bersama pejabat BNPB berangkat ke Palu pada Jumat (28/9) malam melalui Makassar kemudian melanjutkan ke Kota Palu dan Donggala menggunakan helicopter.

“Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup dari Jumat (28/9) pukul 19.26 WITA hingga Sabtu (29/9) pukul 19.20 WITA,” kata Sutopo.

Namun Sutopo memastikan, Tim Reaksi Cepat BNPB juga telah bergerak menuju Donggala melalui Balikpapan. Dari Balikpapan, Tim Reaksi Cepat BNPB terbang ke Donggala menggunakan helicopter water bombing yang ada di Balikpapan. Tim ini juga membawa peralatan komunikasi satelit dan peralatan lainnya.

Sutopo juga menyampaikan, bahwa TNI akan mengerahkan pasukan untuk membantu penanganan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Doggala. TNI menggerakan 7 SSK dari Yonkes, Yonzipur, Yonif, dan Yonzikon menggunakan 2 pesawat Hercules C-130.

Adapun Basarnas, lanjut Sutopo, akan menggerakan 30 personil beserta peralatan menggunakan pesawat Hercules. Polri juga akan menggerakkan personil dan peralatan untuk memberikan dukungan penanganan darurat.

Menurut Sutopo, komunikasi yang lumpuh saat ini menyebabkan kesulitan untuk koordinasi dan pelaporan dengan daerah. Kondisi listrik padam juga menyebabkan gelap gulita di Palu dan Donggala. Sementara gempa susulan masih terus berlangsung. (Humas BNPB/ES)