Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Wagub Deddy Mizwar, bersama 208 PNS Pemprov Jabar melakukan tes urin di Gedung Sate, Bandung, Senin (09/05)
BANDUNG – Gubernur, Wagub, dan 208 pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melakukan tes urine di Gedung Sate – Kota Bandung, Senin (09/05/16) pagi. Kegiatan yang diinisiasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Barat ini berlangsung hanya dua jam dan hasilnya seluruh PNS yang menjalani tes, negatif memakai narkoba.
Petugas BNN Provinsi Jabar menggunakan rapid test atau alat pendeteksi narkoba. Benda berukuran kecil tersebut secara cepat melacak enam parameter jenis narkoba yang di antaranya ganja dan sabu. Hanya butuh waktu delapan detik untuk mengetahui urine tiap satu orang itu memakai narkoba atau tidak.
Alat pendeteksi narkoba itu dicelupkan ke dalam wadah atau tabung berisi air urine para PNS mulai dari pejabat eselon 2, 3 dan 4. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Wagub Deddy Mizwar tak ketinggalan Tiap wadah disimpan di meja petugas BNN sehingga pengecekan urine bisa kelihatan langsung hasilnya. Semua alat tersebut tertera dua garis merah atau negatif mengonsumsi enam jenis narkoba.
Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan, pemeriksaan secara spontan setelah liburan biar natural. “Saya yakin tidak ada apa-apa. Kita ingin memeriksa pegawai kita untuk bersihkan. Kita kampanye anti-narkoba kemana- mana, tentu pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) kita harus bersih juga kan,” katanya.
Aher pun memberikan instruksi. “Saya nomer satu, pak Wagub nomer dua diperiksa, berikutnya Eselon II, III eselon IV yang ada di Setda Pemprov, dan yang di Setwan ada 208 kurang lebih. Kita inginnya serentak, tapi kapasitasnya saat ini baru segini. Ke depannya ingin lebih banyak ya, mencapai 500 orangan,” katanya
Aher menambahkan, pihaknya ingin berperilaku bersih, yakni bersih fikiran, bersih nurani, bersih diri juga. “Kita kan sebagai ASN mendaya gunakan APBD yang berasal dari rakyat, sehingga kita harus berpikir lurus berpikir baik. Apabila diri kita baik, diri kita lurus, bersih jasmani dan rohani sekaligus, tidak ada narkoba di dalamnya,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa dari hasil tes ini tidak ada yang positif. Kalau ada yang positif, nanti ada penelusuran, teguran, dan ada pembinaan, dan bila perlu bahkan ada sanksi administratif.
Kepala BNN Provinsi Jawa Barat Iskandar Ibrahim mengatakan, program BNN bekerjasama dengan Pemprov ini, sesuai Instruksi Gubernur Jawa Barat No. 1 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Daerah di mana perlu dilakukan langkah pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba. “Langkah ini diawali dari Kantor Gubernur sendiri. Kita pun menyampaikan pada Pak Gubernur untuk dilaksanakan secara segera karena jangan sampai nanti kita (pemerintah) gembar-gembor perangi narkoba ke masyarakat ternyata aparaturnya sendiri malah terjerat,” jelasnya.
Iskandar mengungkapkan pengguna narkoba di Jawa Barat terbesar dari kalangan pekerja, dan 40 % berikutnya dari kalangan pelajar dan mahasiswa. “Yang paling banyak disalahgunakan adalah jenis sabu- sabu, ganja, dan ecstacy,” katanya.
Lebih lanjut Iskandar menjelaskan, jika kali ini ada PNS yang positif mengonsumsi narkoba, pihaknya akan melakukan tindakan-tindakan lanjutan berupa konseling, penelusuran asal-muasala zat tersebut, dan assesment. “Kita telusuri dari mana dia berasal apakah dari makanan minuman, atau dia memang sakit. Maka perlu kita dalami lagi. Jika dia sakit bisa dibuktikan dengan adanya surat sakit dan resep penggunaan obat mana. Kita telusuri nanti. Kalau memang tidak bisa menunjukan kota akan proses sesuai hukum yang berlaku. Tentu ada tahapannya nanti,” paparnya. (HUMAS PROV JABAR).