Pin It

20160726 bpt Jember

Bupati Jember Faida, saat menyaksikan rumah dinasnya yang ambruk

 

JEMBER -  Selama ini para birokrasi senang menganggarkan belanja pengadaan barang-barang dan jasa saja, sementara untuk pemeliharan “Maintenance” aset-aset negara tidak pernah diperhatikan.

Hal inilah yang menjadi akar masalah ambrolnya atap Pendopo. “Sebenarnya saya sudah meminta pejabat berwenang untuk memperbaikinya, tukangnyapun siap, namun malah menawarkan pengadaan mebeler baru, “Ya saya tolak, masak setiap ganti pemimpin, semua barang mau diganti, ini tradisi yang buruk”

Dimikian disampaikan oleh Bupati Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember dr Faida, MMR kepada sejumlah media massa, ketika mensikapi ambrolnya atap rumah dinas Pendopo Wahya Wibhawa Graha Kabupaten Jember sekitar jam 11,00 Senin siang (25/7)

Sebagai langkah konkrit, Faida menyulap garasi di pendapa menjadi workshop. Workshop ini berfungsi sebagai bengkel, yang menjadi tempat perbaikan barang-barang mebelair dan inventaris kantor lainnya di lingkungan Pemkab Jember.

“Saya perihatin, dengan pemerintahan (sebelumnya) yang kurang memperhatikan pemeliharaan aset-aset negara ini, para birokrat lebih suka membelair baru dari pada memperbaiki barang yang sudah ada, saya kira tidak ada pasal yang mengharuskan setiap ganti bupati baru, semua mebeler harus diganti”. Paparnya.

Sementara yang rusak tidak diminit, tidak ada woksopnya, tidak dihapus, dan tidak dihibahkan, dari sisi ketersiasiannya yang sifatnya dosa itu kita tidak bisa membiarkan. “Karena Jember sekarang menjadi tanggung jawab saya, maka saya bertekat merubah mainset birokrasi Jember”. Tambanya

Dampaknya ketika dirinya pertama kali masuk rumah dinas, usai dilantik menjadi bupati, menjadi korban. Semua mebuler di ruang kerja, ruang tamu VIP, Kamar tidur, lukisan, korden, perlengkapan dapur, sebagian besar tidak berada di tempat, seluruh ruangan nyaris dalam kondisi kosong.

Untuk mengisi kembali sejumlah perabot yang kosong, baik di ruang tamu, kamar, dapur, ruang kerja dan di tempat lain, perempuan pertama orang nomor satu di Jember ini mengaku rela memilih dan memilah mebeler yang baik dan bisa diperbaiki serta barang-barang yang masih bisa dipakai.

Untuk itu saya meminta seluruh SKPD menuntaskan inventarisasi. Setelah dihitung-hitung biayanya hanya puluhan juta saja, dan dapat menghemat kurang lebih 10 Millyar, anggaran tersebut bisa dialokasikan kepada hal-hal yang lebih penting yang akan merubah nasibnya masyarakat Jember, pungkasnya. (rus/ags/HUMAS MENPANRB)