Pin It

20230914 Hilirisasi Pertambangan Indonesia Dapat Menjadi Peluang dan Langkah Menuju Masa Depan

 

Jakarta, InfoPublik - Hilirisasi adalah suatu proses transformasi ekonomi berkelanjutan di mana kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi, menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks.

Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rifky Setiawan menyampaikan bahwa hilirisasi pertambangan Indonesia dapat menjadi peluang dan langkah menuju masa depan.

"Kinerja penanaman modal asing (PMA) 2022 mencetak rekor tertinggi, hilirisasi industri mendorong peningkatan investasi yang lebih merata. Kontribusi sektor sekunder (manufaktur) terus mengalami peningkatan seiring dengan hilirisasi dan share investasi PMA di luar Jawa juga terus mengalami peningkatan," jelas Rifky dalam acara Infrastructure Business Forum dalam rangka Main Event Sewindu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Lebih lanjut, Rifky menyampaikan bahwa kinerja ekspor turunan nikel pada 2022 tumbuh 43 persen dibandingkan pada 2017. Oleh karena itu, fokus kebijakan selanjutnya diarahkan pada pengembangan industri baterai dan electric vehicle (EV). Di samping itu, adanya hilirisasi juga meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia.

"Neraca perdagangan mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut. Selain itu, neraca perdagangan dengan China juga surplus sert transaksi berjalan yang biasanya defisit terus mencatat surplus," tambah Rifky.

Masih banyak potensi hilirisasi di komoditas lainnya dan produk turunan dari hilirisasi produk yang sudah ada. Industri hilir terus berlanjut dengan pengembangan rantai pasok industri baterai dan Kawasan Industri Kalimantan Utara (KIPI) akan menjadi sumber pertumbuhan baru perekonomian Indonesia. Potensi nilai tambah hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah dapat mencapai 3 – 180 kali lipat dari bijih. Hilirisasi dari bauksit, tembaga, dan timah juga mendukung value chain electric vehicle.

"Secara global, transisi kendaraan konvensional ke EV bergerak semakin cepat dan Indonesia akan mengikuti dengan tren konsumen yang mendukung. Pasar otomotif Indonesia akan mengikuti transisi kendaraan listrik, dengan tren konsumen yang mendukung," tutup Rifky.