Jakarta, InfoPublik - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan dalam rangka melindungi Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai center of gravity negara Indonesia, perlu dilaksanakan penyesuaian strategi pertahanan negara secara menyeluruh.
Sedangkan dalam perwujudannya membutuhkan suatu implementasi smart defense, yakni pertahanan ibu kota yang berbasis teknologi, diplomasi, dan kearifan lokal yang terintegrasi.
"Hal itu sebagai bagian dari strategi Pertahanan Laut Nusantara (SPLN) yang bersifat semesta dengan melibatkan seluruh komponen dan sumber daya nasional," kata Kasal dalam sambutan sebagai Keynote Speaker yang dibacakan oleh Wakasal Laksamana Madya (Laksdya) TNI Ahmadi Heri Purwono pada Seminar Akhir Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan Reguler (Dikreg) Seskoal Angkatan Ke-60 di Gedung Auditorium Yos Soedarso, Markas Komando (Mako) Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022).
Presiden Republik Indonesia bapak Joko Widodo berpesan “Jaga Kedaulatan Laut Indonesia”, yang dituliskan di KRI Escolar 871 ketika melaksanakan kunjungan kerja ke IKN adalah amanat yang harus disikapi dengan serius dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia, di antaranya dalam mensukseskan pembangunan IKN.
Menurut Kasal, pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara merupakan satu langkah strategis yang berimplikasi kepada center of gravity negara Indonesia, yang akan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya serta aspek pertahanan dan keamanan.
“Dalam perspektif geostrategis, ibu kota nusantara berada pada posisi yang strategis, namun demikian mengandung kerentanan terhadap ancaman,” ujarnya.
Kasal mengatakan, pertahanan negara Indonesia disusun dengan memperhatikan geografi sebagai negara kepulauan, maka pertahanan matra laut disusun dalam konsep SPLN yang ditata berdasarkan dinamika lingkungan strategis maupun kemampuan sumber daya nasional yang dimiliki.
SPLN diselenggarakan untuk mencegah niat dan menindak pihak-pihak yang mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, dan menanggulangi setiap bentuk ancaman aspek laut, serta memelihara stabilitas keamanan di perairan yurisdiksi Indonesia, sekaligus menciptakan kondisi laut yang terkendali guna menjamin kelangsungan pembangunan nasional.
Menurutnya, pertahanan laut nusantara yang disusun dalam pertahanan berlapis merupakan rencana-rencana tindakan yang bertujuan untuk menjamin sterilitas wilayah atau teritori dari kekuatan musuh.
Untuk menjalankan strategi pertahanan tersebut kekuatan matra laut tidak berdiri sendiri, diperlukan optimalisasi Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) serta kolaborasi, integrasi dan keterpaduan kekuatan tri matra dengan melibatkan seluruh sumber daya nasional guna melaksanakan pengendalian laut serta anti akses dan pencegahan.
Dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara, diamanatkan bahwa pembangunan pertahanan Ibu Kota Nusantara yang tangguh memiliki kemampuan penangkalan dalam suatu sistem dan strategi pertahanan berlapis dengan mengadopsi smart defense dan dual strategy.
Artinya bahwa sistem pertahanan yang dibangun menyinergikan hard defense (pertahanan militer) dengan soft defense (pertahanan nirmiliter), yang kemudian diselaraskan dengan diplomasi sebagai wujud dari dual strategy sistem pertahanan yang terintegrasi dan terkoordinasi sehingga mampu menangkal menindak, serta menghancurkan setiap ancaman secara efektif dan efisien.
Sementara itu Danseskoal Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi berharap melalui kegiatan Seminar Akhir yang merupakan puncak kegiatan Perwira Siswa Dikreg Seskoal para peserta dapat pelajaran yang berharga.
“Semoga para Perwira Siswa dapat belajar dalam mengemukakan dan mempertahankan gagasan maupun pendapat yang telah dirumuskan dan disusun,” harapnya.
Sumber dan Foto: Dispenal