Pin It

20240313 Kemenkop UKM Dorong Kolaborasi Cetak Wirausaha Perempuan Inovatif Berbasis Teknologi

Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Rully Nuryanto saat acara peluncuran program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM/Foto: Kemenkop UKM

 

Jakarta, InfoPublik - Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Rully Nuryanto mengakui wirausaha perempuan masih menghadapi tantangan yang cukup kompleks untuk keberlangsungan dan keberlanjutanya usahanya.

Sehingga, diperlukan upaya kolaboratif untuk mendorong pemberdayaan wirausaha perempuan. Hal tersebut disampaikannya saat acara peluncuran program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM.

"Saat ini, kami mendorong sektor potensial seperti agriculture, health, and wellness, energi bersih dan teknologi, yang mengedepankan Sustainable Development Goals dengan skala ekonomi sesuai target pasar," kata Rully melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Senin (11/3/2024).

Menurut Rully, pemerintah terus mendukung program atau kegiatan yang tidak hanya berupa pelatihan-pelatihan semata (one shot knowledge sharing), tetapi program teknis/praktis untuk perbaikan tata kelola perusahaan dan pengembangan usaha dengan pencapaian target bersama.

Pemberdayaan wirausaha perempuan merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional yang juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia pada 2045.

Terlebih lagi, wirausaha perempuan memiliki peran dalam perekonomian Indonesia. Pengusaha perempuan di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

"Harapan kami, program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM dapat memberikan manfaat signifikan bagi wirausaha perempuan untuk menjadi future SMEs di Indonesia, dan menjadi simpul kolaborasi yang efektif," kata Rully.

Tak hanya itu, ia juga berharap program ini dapat menciptakan impact bagi perkembangan dan keberlanjutan usaha para peserta, serta menjadi pembuka akses pasar, agregator, atau bahkan akses pembiayaan untuk memenuhi skala ekonomi dan pasar nasional.

Direktur Kepatuhan  Standard Chartered Dewi Muhfiyanti menjelaskan bahwa pihaknya bersama Yayasan Benih Baik sudah  membina sekitar 3000-an UMKM perempuan di seluruh Indonesia. 

Dewi menekankan pentingnya komitmen dalam pemberdayaan perempuan, antara lain mendukung hak-hak akses berbisnis bagi perempuan. 

"Program Women in Entrepreneurship ini menjadi jembatan bagi kesenjangan gender dalam dunia bisnis, hingga membangun jiwa kewirausahaan di kalangan perempuan," kata Dewi. (*)