Suva, Fiji - “Pelatihan ini merupakan keberlanjutan komitmen Indonesia sebagai pionir dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan untuk membantu meningkatkan kapasitas sesama negara berkembang, khususnya di Pasifik. Melalui pelatihan ini, diharapkan petani dan pelaku UKM setempat dapat membangun kapasitas yang baik dalam menciptakan inovasi dan kreativitas untuk menghasilkan produk olahan rumput laut serta untuk memahami pasar dan iklim bisnis terkini, terutama di era yang diwarnai berbagai disrupsi," Demikian disampaikan Wakil KBRI Port Moresby saat membuka “International Training on Aquaculture Product Development for Fiji dan Solomon Islands" yang diselenggarakan di Suva, Fiji dan Honiara, Kepulauan Solomon, tanggal 29 Oktober -7 November 2019.
Peserta dari Kepulauan Solomon yang mengikuti pelatihan tercatat sebanyak 24 orang umumnya berlatarbelakang petani dan pengusaha UKM setempat. Indonesia mengirimkan tenaga ahli langsung dari tanah air ke Kepulauan Solomon untuk memberikan pelatihan meningkatkan kapasitas negara Pasifik tersebut dalam mengembangkan salah satu produk akuakulturnya, yaitu rumput laut. Tenaga ahli didatangkan untuk berbagi pengetahuan dan teknik dasar kewirausahaan, pengolahan dan pembuatan kosmetik, makanan dan kerupuk dari rumput laut serta strategi packaging dan pemasaran produk.
Kegiatan ini yang merupakan inisiatif Direktorat Kerja Sama Teknik, Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI, menjadi salah satu bentuk nyata peran Indonesia dalam memajukan pembangunan dan kesejahteraan di Pasifik.Penyelenggaraan pelatihan tersebut bekerjasama dengan KBRI Port Moresby, Papua Nugini dan didukung Winners Perkasa Unggul, perusahaan UMKM nasional di bidang pengolahan rumput laut.
Pattersen Lusi, Wakil Sekjen Kementerian Perikanan dan Sumber Daya Kelautan Solomon Islands mengapresiasi program pelatihan ini yang sejalan dengan kebijakan prioritas pemerintahnya dalam mengembangkan industri rumput laut. “Ini menjadi kesempatan untuk alih keterampilan kepada petani, pelaku usaha dan pemangku kepentingan lokal. Pelatihan ini juga bertepatan dengan upaya Pemerintah kami menggali peluang paska-panen sehingga menciptakan sumber pendapatan baru bagi petani-petani pedesaan yang banyak bergantung pada budidaya rumput laut", ujarnya.
Kepulauan Solomon merupakan salah satu negara mitra kerja sama Indonesia di kawasan Pasifik, khususnya di bidang pembangunan dan kelautan. Kepulauan Solomon sebagai produsen rumput laut terbesar di kawasan memiliki potensi besar di sektor ini, namun masi sangat memerlukan kemampuan dalam pengolahan poduknya. Indonesia yang telah memiliki pengalaman, teknologi dan kapasitas memadai mencoba berbagi praktek terbaik dalam memberikan nilai tambah dan ekonomis bagi rumput laut sehingga bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat di Kepulauan Solomon.
Pelatihan ini juga mengundang wakil-wakil pengusaha perhotelan di Honiara untuk berpartipasi sebagai pembeli potensial produk-produk olahan yang dibuat oleh para peserta pelatihan untuk memberikan manfaat langsung bagi para peserta kedepannya.