Pin It

 

 20171010 DENPASAR OLAHSAMPAH1

 

DENPASAR - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar mengajak warga Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung untuk dapat memanfaatkan waktu luang dengan produktif. Langkah ini dilakukan dengan memberikan pelatihan terkait dengan pemilahan dan pengolahan sampah khususnya sampah yang berbahan dasar kertas.

Pemerintah Kota Denpasar mencetuskan langkah ini guna merangkul para pengungsi agar tidak terjebak dalam rasa bosan selama dipengungsian.

Posko Pengungsian Gurita yang merupakan salah satu posko pengungsian di wilayah Kota Denpasar, menjadi salah satu lokasi untuk menerapkan pelatihan ini. Para pengungsi menyambut baik hal tersebut terbukti dengan antuasisme yang ditunjukan selama pelatihan dilakukan. Salah satu pengungsi dari Desa Selat Duda, Karangasem I Gusti Lanang Agung Alit Darma Susila mengatakan sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar yang telah memberikan fasilitas yang baik selama mengungsi. “terima kasih yang sebesar besarnya sudah memberikan tempat dan bantuan”, ungkapnya.

Selain itu untuk memanfaatkan waktu untuk lebih produktif, langkah ini dilakukan untuk turut serta mengajak para pengungsi menjaga kebersihan di areal pengungsian. “Sesuai dengan arahan Walikota Denpasar, pelatihan ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada para pengungsi untuk memanfaatkan waktu dengan hal-hal positif selama di pengungsian terutama tentang pengolahan sampah”, ungkap Ketut Adi Wiguna selaku Kabid Persampahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLHK Kota Denpasar.  

Lebih lanjut disampaikan oleh Ketua Bank Sampah Pagan Asri sekaligus pemilik Bengkel Kretaif Kota Denpasar Ketut Yudi Mahendra, pelatihan ini memang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kreatifitas para pengungsi agar nantinya bisa menjadi bekal ilmu yang bermanfaat. “Kalau di desanya biasanya mengolah yang berasal dari alam seperti akar-akaran, kali ini kita ajak untuk membuat kreatifitas dari limbah khususnya dari kertas koran”, Ungkap Ketut Yudi Mahendra.

“Khusus kami latih membuat bokoran dari koran, karena memang sedang diminati, biasanya dimanfaatkan untuk sembahnyang juga”, tambahnya.

Besar harapan pelatihan ini dapat memberikan manfaat kepada para pengungsi, tidak hanya untuk mengisi waktu luang saja, namun juga memberikan ketrampilan tambahan yang dapat menambah penghasilan nantinya. 

Selain itu, hasil kreatifitas para pengungsi nantinya akan dipasarkan oleh Bank Sampah agar karya-karya tersebut dapat bernilai ekonomis. (PR)