SURABAYA - Penerapan e-planning sebagai bagian dari tata kelola birokrasi berbasis elektronik (e-government), membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menjadi percontohan tingkat nasional dalam hal mekanisme perencanaan. E-planning itu menyentuh hingga ke masyarakat lewat pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan berbasis elektronik (e-Musrenbang).
Dengan adanya e-Musrenbang, masyarakat Kota Surabaya bisa menyampaikan usulan pembangunan secara langsung sejak dari tingkat RW. Selain usulan melalui RW, warga juga bisa menyampaikan usulan melalui komunitas. Dengan begitu, warga tidak perlu lagi bingung untuk menyampaikan usulan pembangunan.
“Mekanisme nya harus melalui Musrenbang. Sebab, pernah ada yang menyampaikan usulan langsung ke saya, itu ndak bisa karena tidak sesuai mekanisme. Harus sesuai mekanisme sehingga bila ada pemeriksaan BPK, tidak ada masalah. Apalagi, proses perencanaan kita sudah jadi percontohan di tingkat nasional,” ujar Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ketika membuka acara Musrenbang Kota Surabaya tahun 2017 di Ruang Pola, Gedung Bappeko Surabaya, Rabu (29/3/2017).
Disampaikan wali kota, untuk tahun 2017, Pemkot punya perhatian pada pembangunan berorientasi lingkungan. Semisal pengembangan kawasan untuk wisata mangrove. Ini sesuai dengan tema pembangunan tahun 2017 tentang peningkatan daya saing ekonomi lokal melalui percepatan pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Ini juga untuk mendukung potensi Surabaya sebagai tujuan wisata. Sebab, berdasarkan laporan Kompas, media terbesar di Indonesia, menyebutkan bahwa Surabaya menjadi jujugan wisatawan kedua setelah pulau Bali. Surabaya banyak didatangi wisatawan sebagai destinasi wisata pelesir dan juga wisata MICE (meeting, incentive, convention, event). “Apalagi, pada September nanti, akan ada kapal cruise terbesar yang singgah di Surabaya. Kita ini sudah jadi tujuan wisata. Tahun depan juga akan ada agenda Start Up Nation Summit. Kalau kita lebih terdengar di dunia, itu bagus untuk perkembangan kota dan juga menjadi peluang bagi warga kota,” sambung wali kota.
Untuk rekapitulasi usulan Musrenbang kelurahan dan kecamatan tahun 2017, total ada 2363 usulan. Dari jumlah itu, yang lolos verifikasi ada 1890 usulan. Yakni 1526 usulan melalui RW dan 364 usulan melalui komunitas.
Usulan tersebut terbagi dalam usulan fisik dan non fisik. Untuk usulan fisik, kontruksi jalan paving permukiman mencapai 325 usulan. Ada juga usulan pembuatan taman mencapai 50 usulan. Termasuk juga usulan pembangunan sarana olahraga. Sementara untuk usulan non fisik diantaranya alat peraga edukatif, pelatihan, pembentukan taman bacaan masyarakat dan paket bibit perikanan.
“Kami mendahulukan usulan terkait aksesibilitas untuk infrastruktur, lalu ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Sebab, di ranah itulah, ketangguhan kita untuk menghadapi persaingan global akan teruji,” jelas mantan Kepala Bappeko ini.
Wali kota juga menyinggung target Pemkot untuk menyelesaikan pembangunan jalur lingkar luar barat dan lingkar luar timur dalam dua tahun ini. Menurutnya, pembangunan dua jalan tersebut penting untuk bisa membuka akses antar wilayah di Surabaya. “Sehingga tidak ada lagi kawasan pinggiran,” ujarnya.
Acara Musrenbang Kota Surabaya tahun 2017 yang diawali sambutan Kepala Bappeko Surabaya, Agus Imam Sonhaji. Acara tersebut dihadiri jajaran Perangkat Daerah Pemkot Surabaya, DPRD Kota Surabaya, para ahli/profesional, praktisi, akademisi, juga perwakilan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Kelurahan.(*)