Menkes Budi Gunadi Sadikin meresmikan RSUD Tuan Besar Syarif Idrus menjadi RStipe C/Foto: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, meresmikan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tuan Besar Syarif Idrus menjadi RS tipe C pada Rabu (16/4/2025).
Pembangunan RS ini, kata Menkes Budi melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Kamis (17/4/2025), ditujukan untuk memperluas akses layanan kesehatan yang bermutu dengan biaya terjangkau bagi masyarakat.
"Penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan kanker—yang merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia—juga banyak ditemukan di wilayah sekitar RSUD Syarif Idrus," kata Menkes Budi.
Karena itu, lanjutnya RS ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis modern, termasuk alat CT Scan dan cath lab untuk penanganan stroke, USG untuk ekokardiografi, serta layanan pemasangan ring jantung.
Untuk penanganan kanker, akan tersedia laboratorium patologi anatomi, alat mamografi, dan layanan kemoterapi. Rumah sakit ini juga akan memiliki layanan hemodialisa bagi pasien dengan gangguan ginjal.
“Itu semua akan dibangun di RS ini. Alat-alatnya lengkap,” kata Menkes Budi.
RSUD ini menjadi yang ke-10 dari total 66 rumah sakit tipe D di wilayah terpencil yang dibangun atas arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Sebanyak 32 RSUD dibangun pada 2025 dan 34 RSUD akan dibangun pada 2026.
Namun, Menkes Budi menekankan bahwa ketersediaan peralatan canggih harus diiringi dengan sistem tata kelola yang profesional dan berkualitas.
Ia pun menawarkan pendampingan dari Kementerian Kesehatan dalam pengelolaan manajemen rumah sakit, mulai dari aspek keuangan, pengadaan, hingga layanan klinis dan nonklinis.
“Kalau diperkenankan, saya ingin menempatkan satu dewan pengawas dari Kementerian Kesehatan di RSUD ini, agar tata kelolanya bisa lebih baik,” kata Menkes Budi.
Pihaknya akan menyiapkan rencana induk (master plan) pengembangan rumah sakit untuk jangka waktu 5 hingga 10 tahun, agar pembangunan tidak dilakukan secara tambal sulam.
Salah satu tantangan utama dalam pengembangan rumah sakit daerah adalah keterbatasan tenaga dokter spesialis. Dari 66 RSUD yang dibangun, sekitar 66 persen masih belum memiliki tujuh dokter spesialis dasar.
Untuk RSUD Syarif Idrus, Menkes Budi menegaskan pentingnya keberadaan dokter spesialis jantung dan saraf.
“Kami harap tenaga medis dapat berasal dari putra-putri daerah, sehingga mereka lebih berkomitmen dan tidak pindah ke kampung halamannya. Karena itu, kami dorong pemenuhan tujuh spesialis dasar, ditambah spesialis jantung dan saraf,” kata Menkes Budi.