Jakarta, 20/01/2021 Kemenkeu - Tahun 2021 diyakini membawa perubahan ke arah yang positif, termasuk untuk perekonomian global. Beberapa lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan ekonomi global tumbuh di kisaran 4%-5,2% pada 2021. Hal tersebut antara lain disebabkan adanya tren positif dari kinerja perekonomian di sebagian besar negara pada triwulan terakhir 2020.
Pada triwulan IV 2020 lalu, ekonomi Indonesia diproyeksikan mengalami perbaikan dan akan berlanjut pada 2021 hingga tumbuh di kisaran 4,5%-5,5%. Prompt indikator menunjukkan kinerja industri dan kegiatan dunia usaha juga akan semakin baik di triwulan I 2021.
“Meskipun saat ini masih ada pembatasan sosial, namun akan kita dorong dalam waktu setahun ini,” ujar Menko Airlangga Hartarto seperti dikutip dari situs Kemenko Perekonomian.
Pada Desember 2020 lalu, Bank Dunia merekomendasikan 4 (empat) hal untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia, yaitu pertama memprioritaskan kesehatan publik. Kedua, memonitor dan melanjutkan bantuan kepada rumah tangga dan korporasi, terutama masyarakat 40% terbawah. Ketiga, melakukan reformasi fiskal dan keempat reformasi struktural.
Menko kemudian menuturkan faktor kunci yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di 2021. Pertama adalah menjaga konsumsi rumah tangga untuk mendorong daya beli masyarakat, sebab sektor ini menyumbang 57% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Untuk kelas menengah-atas dapat didorong kepercayaannya kembali kepada kondisi perekonomian nasional sehingga mereka mau membelanjakan uangnya lagi. Sedangkan, untuk kelas menengah-bawah dapat dijaga daya belinya dengan menggencarkan program bantuan sosial, perlindungan sosial, maupun penguatan UMKM misalnya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Lalu, melakukan percepatan reformasi baik fiskal maupun struktural, antara lain melalui UU Cipta Kerja, reformasi anggaran dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Penyusunan Daftar Prioritas Investasi (DPI) atau positive list juga diharapkan akan membantu penambahan investasi ke dalam negeri.
Menko Airlangga juga mengatakan vaksin akan dapat menjadi game changer untuk memulihkan kondisi perekonomian nasional. Jumlah penduduk yang harus divaksinasi, berdasarkan skenario herd immunity mencapai sekitar 181,5 juta orang atau 70% dari total penduduk Indonesia. (ekon/nr/ip)