Setelah memberikan sambutan dan meresmikan Pembukaan International Fleet Review (IFR) 2016, Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi melakukan inspeksi parade kapal perang internasional dengan menggunakan KRI Frans Kaisiepo-368 dalam rangkaian pembukaan International Fleet Review (IFR) 2016 di Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut II, Padang, Sumatera Barat, Selasa, 12 April 2016.
IFR merupakan salah satu dari tiga kegiatan besar dalam rangka Latihan Multilateral yang diberi nama Komodo Exercise 2016. Pada pelaksanaan Komodo Exercise 2016 ini diikuti oleh total 47 kapal yang terdiri dari 20 kapal dari 16 negara, 11 kapal dari TNI Angkatan Laut, dan 11 kapal dari institusi lain dan akan diselenggarakan di Padang pada tanggal 12 – 16 april 2016.
Usai melakukan inspeksi, Presiden memberikan pernyataan yang di-broadcast kepada seluruh peserta Komodo Excercise 2016 dari anjungan KRI Frans Kaisiepo-368. Berikut pernyataan Presiden :
"Prajurit Angkatan Laut yang saya hormati, sebagai satu warga dunia kita disatukan oleh laut. Oleh sebab itu harus dijaga persaudaraan di laut, di samudera dan di teluk. Tugas kalian adalah melaksanakan perang untuk memenangkan kemanusiaan meningkatkan bakti kesehatan. Tingkatkan perbaikan dan pembangunan fasilitas umum. Tingkatkan kerjasama SAR dan lain-lain. Sekali lagi perang kita adalah untuk memenangkan kemanusiaan".
Rangkaian terakhir dari acara Komodo Exercise 2016 adalah penekanan tombol sirine dan penandatanganan Prasasti Monumen Merpati Perdamaian oleh Presiden di Dermaga Pelabuhan Teluk Bayur.
Dalam acara tersebut turut hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.
Latihan Multilateral Komodo adalah sebuah latihan dengan konsep non war fighting yaitu latihan yang lebih mengedepankan operasi militer selain perang (OMSP) terutama bantuan kemanusiaan. Latihan ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014 di Batam dan kepulauan Anambas, Natuna dengan tema latihan penanganan bencana alam di laut dan Search and Rescue (SAR). Latihan yang direncanakan akan dilaksanakan setiap dua tahunan ini diharapkan akan mampu mendukung program pemerintah berupa Lima Pilar Poros Maritim Dunia baik pada budaya maritim, sumber daya laut, infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim dan pertahanan maritim.
Kegiatan ini mempunyai tiga kegiatan utama, yang pada intinya untuk mendukung kesuksesan Indonesia sebagai poros maritim dunia :
1. International Fleet Review (IFR).
Kegiatan yang merupakan budaya maritim ini adalah parade kapal perang berupa lego jangkar dalam formasi. Indonesia pernah melaksanakan IFR pada tahun 1995 dalam rangka 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia dengan inspektur upacara Presiden RI. Pada IFR tersebut dilaksanakan Fleet Inspection atau inspeksi kapal perang yang dilaksanakan pula oleh Inspektur Upacara. IFR 2016 dilaksanakan di Teluk Bayur Padang, pada tanggal 12 April 2016, dengan tema “Brotherhood With All Great Seaman”. Kegiatan IFR 2016 diramaikan pula dengan kegiatan kegiatan yang diikuti oleh ABK kapal dan masyarakat setempat, seperti : parade kota, festival kuliner (lomba memasak rendang), lomba selaju sampan, lomba sepak bola pantai dan fun bike serta malam prajurit.
2. Multilateral Naval Exercise Komodo 2016.
Latihan Multilateral Angkatan Laut 2016 ini menitik beratkan pada latihan Maritime Peace Keeping Operation (MPKO) dan HADR yaitu kegiatan bantuan kemanusiaan berupa Medical Civic Action Program / MEDCAP (bakti kesehatan) dan Engineering Civic Action Program / ENCAP (perbaikan dan pembangunan fasilitas umum) sebagai pendukung infrastruktur dan konektivitas maritim yang akan dilaksanakan di pulau Sipora dan Siberut, kepulauan Mentawai. Hingga saat ini terdapat 30 negara yang telah mengkonfirmasi untuk mengikuti latihan ini baik dengan mengirim kapal perang, pesawat udara dan kehadiran personel sebagai observer.
3. Western Pacific Naval Symposium (WPNS)
Simposium ini adalah pertemuan para Kepala Staf Angkatan Laut negara negara di Pasifik Barat. Terdapat 21 negara sebagai anggota tetap WPNS dan 4 negara observer. Pada WPNS ini para Kepala Staf Angkatan Laut akan membahas tentang isu isu maritim yang sedang berkembang dewasa ini, seperti pembahasan penanganan dan perlindungan sumber daya laut, kerjasama regional dan peningkatan sumber daya manusia sektor maritim. WPNS 2016 yang bertemakan “Maritime Partnership for Stability in Western Pacific Region” adalah WPNS ke 15, dimana pada kesempatan ini akan diputuskan oleh para Kepala Staf Angkatan Laut terhadap permintaan dua negara yang berkeinginan menjadi observer yaitu Inggris dan Kolombia. (PR)