Pin It

20250320 Presiden Prabowo Dorong Integrasi GovTech dan Optimalisasi Program Makan Bergizi GratisKetua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan keterangannya usai mengikuti rapat bersama jajaran DEN yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu, 19 Maret 2025. Foto: BPMI Setpres/Cahyo

 

Jakarta, InfoPublik – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mendorong digitalisasi pemerintahan melalui integrasi Government Technology (GovTech) serta memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berdampak optimal bagi masyarakat.

Hal itu disampaikan dalam rapat bersama jajaran Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (19/3/2025).

Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa kedua program ini, yaitu GovTech dan MBG, merupakan prioritas utama pemerintah. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa digitalisasi pemerintahan dan program MBG dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden.

Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa Presiden menargetkan peluncuran GovTech pada 17 Agustus mendatang. Program ini akan mengintegrasikan seluruh aplikasi kementerian/lembaga, mendorong efisiensi, dan meminimalisasi potensi korupsi.

“Presiden ingin meresmikan atau meluncurkan program Government Technology ini pada 17 Agustus. Program ini akan menyatukan semua aplikasi yang ada di kementerian dan lembaga, sehingga terjadi efisiensi dan pengurangan korupsi,” ujar Luhut.

Salah satu terobosan dari program GovTech adalah kewajiban setiap keluarga memiliki rekening bank. Hal ini bertujuan agar penyaluran bantuan sosial bisa tepat sasaran. Luhut menambahkan, sistem ini diperkirakan dapat menghemat hingga Rp100 triliun dalam beberapa tahun ke depan.

Dampak Positif Program Makan Bergizi Gratis

Selain membahas GovTech, DEN juga memaparkan hasil kajian mendalam terkait dampak positif Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Arief Anshory Yusuf, anggota DEN yang juga ahli kemiskinan, menyebutkan bahwa MBG berpotensi menciptakan hingga 1,9 juta lapangan kerja baru sekaligus menekan angka kemiskinan hingga 5,8 persen.

“Program ini sangat bagus dalam konteks pro-job, karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru hingga 1,9 juta. Selain itu, kemiskinan bisa berkurang hingga 5,8 persen,” kata Arief.

Lebih lanjut, DEN mengusulkan sejumlah langkah penguatan implementasi MBG. Mulai dari melakukan business process review, audit rutin oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), hingga melibatkan masyarakat dalam pengawasan agar rantai pasok tetap terjaga dan tidak terjadi kebocoran.

“Intinya, mari kita jaga bersama program ini karena ini adalah flagship kita, flagship bangsa ini,” tutur Arief.

Dengan integrasi GovTech dan optimalisasi MBG, diharapkan dapat tercipta pemerintahan yang lebih efisien, transparan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan.