Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (2/10/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indonesia memperoleh surplus neraca perdagangan 64 bulan berturut-turut setelah pada Agustus 2025 berhasil mencatatkan surplus sebesar USD5,49 miliar. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym)
Jakarta, InfoPublik — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menandai satu tahun masa kepemimpinan nasional dengan capaian konkret di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan reformasi tata kelola. Melalui kerja yang berpijak pada visi Asta Cita, pemerintah menegaskan arah pembangunan yang berkelanjutan: melanjutkan yang baik, memperbaiki yang belum baik, dan memastikan hasil pembangunan dapat dirasakan langsung oleh rakyat.
Menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025 tercatat stabil di kisaran 5 persen, sementara tingkat inflasi turun ke 2 persen, yang menjadi salah satu yang terendah di antara negara-negara G20. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun tetap terkendali di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
“Fundamental ekonomi kita kuat dan terjaga. Konsumsi rumah tangga tumbuh positif, dan sektor pertanian serta industri pengolahan menjadi motor penggerak utama,” ujar Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam siaran persnya belum lama ini di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Stabilitas makroekonomi tersebut berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Data BPS menunjukkan tingkat kemiskinan turun menjadi 8,47 persen dan pengangguran terbuka menurun menjadi 4,76 persen, mencerminkan kondisi pasar tenaga kerja yang semakin pulih.
Sektor pangan menjadi pilar ketahanan nasional. Produksi beras meningkat menjadi 33,2 juta ton, sementara cadangan beras pemerintah kini mencapai 4,2 juta ton, tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Nilai Tukar Petani (NTP) juga mencapai 124,36, rekor tertinggi sepanjang sejarah. “Dengan harga gabah yang stabil di kisaran Rp6.500 per kilogram dan NTP yang meningkat, daya beli petani kita menguat. Ini menunjukkan kebijakan pangan pemerintah berjalan di jalur yang benar,” jelas Amalia.
Program Kerakyatan: Dari Makan Bergizi hingga Pendidikan Digital
Komitmen terhadap kesejahteraan rakyat diwujudkan melalui berbagai program nyata. Program Makan Bergizi Gratis telah menyalurkan 1,1 miliar porsi makanan kepada 31 juta penerima manfaat, sekaligus membuka lebih dari 516 ribu lapangan kerja baru di sektor produksi pangan lokal.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah telah membangun 166 Sekolah Rakyat, memulai Program Sekolah Garuda, serta merenovasi 16.111 sekolah di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, 288 ribu ruang belajar kini dilengkapi teknologi digital interaktif untuk mendukung pembelajaran berbasis masa depan.
Reformasi Tata Kelola dan Keadilan Ekonomi
Dalam upaya memperkuat tata kelola pemerintahan, pemerintah juga berhasil mengalihkan Rp300 triliun anggaran yang sebelumnya dikategorikan rawan korupsi menjadi belanja produktif untuk rakyat. Sebanyak 4 juta hektare lahan sawit ilegal juga telah disita negara, dan Rp1.000 triliun potensi kerugian negara berhasil diselamatkan melalui penegakan hukum ekonomi. “Langkah ini bukan sekadar efisiensi fiskal, melainkan bentuk nyata dari keadilan ekonomi dan komitmen pemberantasan korupsi,” ujar Dr. Fithra Faisal Hastiadi, pengamat ekonomi Universitas Indonesia.
Indonesia Makin Berperan di Dunia
Dalam diplomasi ekonomi, Indonesia menyelesaikan perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa dan Kanada, membuka peluang pasar ekspor yang lebih luas. Di bidang kemanusiaan, Indonesia menawarkan 20 ribu pasukan perdamaian kepada PBB sebagai wujud kontribusi terhadap stabilitas global. “Pemerintahan ini tidak memulai dari titik nol. Kita berdiri di atas fondasi para pemimpin sebelumnya dan terus melangkah maju dengan kerja nyata,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangan resminya di Istana Negara, Jakarta.
Arah Pembangunan: Asta Cita untuk Indonesia Emas 2045
Seluruh capaian ini merupakan bagian dari implementasi visi Asta Citadelapan cita pembangunan nasional yang menjadi panduan arah pemerintahan menuju Indonesia Emas 2045. Di dalamnya tercakup agenda besar seperti kedaulatan pangan, pendidikan unggul, pemerataan ekonomi, dan penguatan daya saing global. “Transformasi yang dijalankan bukan dengan retorika, tetapi dengan kerja nyata dan hasil yang bisa dirasakan masyarakat,” tegas Presiden.
Setahun perjalanan ini menjadi tonggak penting bahwa kesinambungan, keadilan, dan keberpihakan kepada rakyat adalah fondasi utama pembangunan nasional. Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas, mempercepat transformasi ekonomi, dan memastikan setiap kebijakan berpihak kepada kesejahteraan rakyat.