Jakarta, 23/08/2023 Kemenkeu – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa KPR hijau (green mortgage) memiliki potensi besar sebagai opsi pembiayaan yang sejalan dengan isu lingkungan. Meski popularitasnya belum signifikan di Indonesia, ia yakin instrumen tersebut akan sangat menarik bagi generasi muda. "KPR hijau punya potensi sangat besar di masa mendatang, khususnya bagi generasi muda yang mulai mencari hunian pertama mereka. Generasi milenial telah menjadi sumber pertumbuhan investasi ESG, berkontribusi hingga 51.1 miliar USD dalam pembiayaan hijau di tahun 2020. Terlebih, sekitar 75% millennial sangat peduli lingkungan dan lebih menyukai produk-produk ramah lingkungan," ujar Sri Mulyani. Dalam seminar bertajuk "Energy Efficient Mortgage (EEM) Development Throughout ASEAN Countries" pada Selasa (22/8), Menkeu menyebut KPR hijau bisa mendorong program pembelian hunian dan renovasi yang sesuai dengan prinsip efisiensi energi. Ia mengungkapkan, sektor perumahan saat ini berkontribusi sebesar 17% dari emisi gas rumah kaca global. Meski demikian, menurutnya KPR hijau masih belum begitu populer, termasuk di Indonesia. Beberapa bank telah mengambil langkah inisiatif untuk memprakarsai KPR hijau. Namun, tingkat pemahaman bagi konsumen dan developer ia sebut masih rendah. Menurutnya, konsep KPR hijau masih kurang familiar bagi masyarakat Indonesia. "Untuk menjembatani hal ini, langkah strategis seperti pelatihan dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran mutlak diperlukan," ujarnya. Indonesia, sebagaimana banyak negara ASEAN lainnya, mengalami pertumbuhan permintaan hunian yang cukup pesat. Hal tersebut menyebabkan kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan hunian mencapai 12.7 juta. Sri Mulyani menyebut pemerintah telah menyediakan berbagai dukungan untuk pembiayaan hunian, khususnya bagi masyarakat berpendapatan rendah. Antara lain melalui skema subsidi (SBUM, SSB), pembangunan rusun, dan subsidi kredit seperti KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan).
(dm/hpy)