Pin It

Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla memukul gong tanda ditutupnya secara resmi agenda Musrenbangnas 2016 di Istana Negara, Jakarta (11/5). (Foto: Humas/Rahmat)

 

Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla memukul gong tanda ditutupnya secara resmi agenda Musrenbangnas 2016 di Istana Negara, Jakarta (11/5). (Foto: Humas/Rahmat)

 

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menutup secara resmi agenda Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2016 di Istana Negara, Jakarta Rabu (11/5) pagi.

Dalam pengarahannya, Presiden Jokowi menyampaikan tiga hal utama yang perlu diperhatikan oleh Gubernur se-Indonesia yang hadir dalam acara tersebut, antara lain berkenaan dengan peningkatan belanja modal, perencanaan yang lebih fokus, dan penguatan brand sebuah daerah.

 “Yang pertama, saya ingin mengingatkan terlebih dahulu. Akhir tahun 2015, akhir Desember yang lalu, uang anggaran daerah yang masih berada di bank, utamanya Bank Pembangunan (BPD) ada kurang lebih 90 triliun. Tetapi pada akhir bulan yang lalu, uang anggaran yang ada di bank daerah BPD ada 220 triliun, ” jelas Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga mengingatkan agar anggaran itu segera dibelanjakan, segera direalisasikan di masing-masing daerah.

“Ini uang uang yang sangat besar sekali. Kita carinya pontang-panting setiap bulan, ditransfer ke daerah (kota, kabupaten, dan Provinsi) tetapi di sana justru disimpan, tidak digunakan,” tambah Presiden Jokowi.

Empat bulan yang lalu, Presiden menambahkan, telah memerintahkan Menteri Keuangan agar daerah-daerah yang menyimpan uang dalam jumlah besar besar, diubah menjadi surat utang (SPM) agar uang tidak bisa digunakan. “Saya akan mengumumkan daerah mana yang banyak menyimpan uangnya di bank, jika tidak segera memanfaatkan dananya,” tegas Presiden seraya menegaskan bahwa tahun sebelumnya telah memberikan peringatan.

Uang sebesar Rp220 triliun, menurut Presiden, dapat diinvestasikan pada hal-hal yang produktif. “Bukan pada belanja barang yang tidak produktif, bukan pada pembangunan gedung yang tidak produktif, bukan pada belanja-belanja untuk perjalanan dinas, kunjungan kerja, atau pembelian-pembelian barang misalnya untuk mobil dinas dan sebagainya,” terang Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menegaskan kembali bahwa kesalahan tersebut yang harus dihilangkan, dikurangi dan dihilangkan.

“Sekali lagi, uang 200 triliun uang yang sangat besar sekali. Segera belanjakan dan giring belanja-belanja semuanya pada belanja modal yang produktif, yang mempunyai efek pada pertumbuhan ekonomi di daerah,” tutur Presiden.

Apalagi daerah-daerah yang sekarang ini, tambah Presiden, harga komoditas dan quantity ekspornya sedang turun. “Justru trigger-nya ada di APBD provinsi, APBD Kabupaten, APBD Kota. Dan banyak yang tidak melakukan itu,” Presiden Jokowi menambahkan.

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi turut didampingi oleh Wapres Jusuf Kalla, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Mendagri Tjahyo Kumolo, Mendikbud Anies Baswedan, Menristek Dikti Mohamad Nasir, Men PAN-RB Yuddy Chrisnandi, dan Menag Lukman Hakim Saifuddin serta para Menteri Kabinet Kerja lainnya. Acara tersebut juga dihadiri oleh pimpinan lembaga negara dan Gubernur seluruh Indonesia. (RMI/EN)

SUMBER : www.setkab.go.id