JAKARTA – Inovasi dari Polres Madiun yang dinamakan Bhayangkara Respon Empati Modern (Brem) Kamtibmas berhasil masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018. Melalui inovasi ini, Polres Madiun merangkul berbagai stakeholder untuk bersama-sama melakukan pencegahan konflik yang sering terjadi di daerah tersebut.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Machfud Arifin menjelaskan, ada tiga masalah utama di Madiun, yakni konflik antar perguruan silat, konflik tanah, dan kecelakaan. Brem Kamtibmas merupakan sistem kolaboratif yang melibatkan beberapa stakeholder dan mengedepankan kearifan lokal untuk selesaikan masalah. Aplikasi ini dilengkapi aplikasi online. “Bhabinkamtibmas bisa melaporkan setiap aktivitasnya dalam menyelesaikan konflik sosial,” ujar Machfud saat presentasi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
Masyarakat Madiun, menurut Machfud, memiliki budaya yang enggan melaporkan kejadian konflik sosial karena dianggap tabu dan membuka aib. Namun dengan pendekatan emosional antara aparat dengan tokoh masyarakat, budaya itu pun mulai terkikis. “Kini masyarakat aktif menginformasikan permasalahan sosial,” imbuh Machfud.
Kabupaten Madiun, Jawa Timur dikenal dengan banyaknya perguruan silat yang tak jarang terjadi konflik antar perguruan. Ada juga budaya membangun satu tugu perguruan sebagai tanda daerah kekuasaan, yang kemudian memicu konflik. Tercatat ada 224 tugu dari 13 perguruan di Madiun. Kini, setelah pendekatan dengan Brem Kamtibmas, telah dibangun tugu bersama perguruan silat di bawah pembinaan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Kapolda Jatim Irjen Machfud Arifin dan Kapolres Madiun AKBP I Made Agus Prasatya di sela presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 di kantor Kementerian PANRB
Sebelum adanya gerakan ini, pada peringatan malam Satu Muhamam yang sering dikenal Satu Suro atau Suran Agung, suasananya sangat mencekam karena sering digunakan sebagai ajang ‘adu jago’ antar perguruan. Namun pada 2017, peringatan itu zero accident dan menampilkan kreasi seni pencak silat. “Hal ini mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat dan pelaku usaha,” imbuh Machfud.
Dampak dari inovasi ini juga menurunnya tindak pidana. Pada tahun 2016, ada 260 kasus tindak pidana, sedangkan tahun 2017 menurun 11,15 persen menjadi 230 kasus. Program ini juga dioptimalkan dengan fitur Brem Online yang terintegrasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait permasalah tanah. “Kami lengkapi juga panic button. Jadi bila ada permasalahan tinggal tekan tombol itu,” ujar Kapolres Madiun AKBP I Made Agus Prasatya yang mendampingi Kapolda.
Demi tetap terjaganya kerukunan khususnya untuk perguruan silat, Polres Madiun merekomendasikan Pemkab Madiun untuk menyusun Peraturan Bupati mengeni ketentuan pembangunan tugu silat. Rencananya akan dibangun tiga tugu bersama di tiga lokasi oleh Pemkab Madiun dengan APBD 2018. Hal itu untuk melestarikan Madiun sebagai kampung pesilat dan mewujudkan destinasi wisata silat dunia.
Machfud menjelaskan, inovasi ini sangat mudah untuk direplikasi. Aplikasi Brem Online diciptakan sebagai alat bantu untuk menjaga keamanan dan disusun secara sederhana serta mudah digunakan. “Polres Madiun sebagai pengembang aplikasi akan memudahkan penggunaan untuk polres lain, tanpa investasi besar dalam pengembangan software,” jelasnya. (don/HUMAS MENPANRB)