Pin It

20180821 Silaturahim Teladan

Presiden Jokowi saat bersilaturahim dengan Teladan Nasional, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, dan Gita Bahana Nusantara, di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/8). 

 

Sebagai sebuah negara yang besar yang berpenduduk 260 juta penduduk, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan, pasti tantangan-tantangan yang ada terhadap negara Indonesia ini juga besar pula dalam meraih cita-cita kemerdekaan, yaitu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

“Bukan sesuatu yang mudah juga, penuh tantangan. Bukan sesuatu yang mudah dalam kita menggapai cita-cita itu untuk berdiri sama dengan negara-negara maju,” kata Presiden Jokowi saat bersilaturahim dengan Teladan Nasional, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, dan Gita Bahana Nusantara, di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/8) siang.

Tetapi Kepala Negara mengaku memiliki optimisme dengan para teladan, dengan para anggota Paskibraka yang hadir. “Saya optimistis negara ini memiliki sebuah masa depan yang baik,” ujar Kepala Negara seraya menambahkan, dengan catatan semua mau bekerja keras.

Presiden Jokowi meminta kepada yang muda-muda, agar jangan bermalas-malasan dan jangan senang yang instan. Ia menegaskan, tidak ada sesuatu yang instan itu, semuanya pasti melalui sebuah proses, baik proses pendek, proses panjang, pasti semuanya.

Negara lainnya, ucap Presiden, pasti mengalami juga. “Tidak ada negara yang tahu-tahu meloncat menjadi negara maju. Pasti ada tahapan-tahapannya. Dari negara miskin menjadi negara berkembang, negara berkembang, menjadi negara yang maju, pasti ada tahapannya,” tutur Presiden.

 

Jangan Pesimis

Dalam kesempatan Kepala Negara mengingatkan kepada para teladan yang hadir dalam pertemuan di Istana Negara itu, bahwa perubahan-perubahan dunia sekarang ini begitu sangat cepatnya.

Ia menunjuk contoh artificial intelligenceadvance robotic, cryptocurrency, dan Bitcoin sebagai kemajuan-kemajuan yang begitu cepat. Kepala Negara juga menunjuk ada Tesla, hyperloop, dan spaceX.

Kalau Indonesia tidak bisa mengikuti perubahan-perubahan yang ada, larinya perubahan-perubahan yang begitu sangat cepatnya, apalagi tidak mau bekerja keras, Kepala Negara mengingatkan, bisa betul-betul Indonesia ditinggal oleh negara-negara lain karena kompetisi semakin sangat berat, persaingan juga semakin tidak ringan.

“Tetapi dengan semangat pantang menyerah, dengan semangat maju tak gentar, saya rasa kita memiliki sebuah peluang besar untuk menjadi sebuah negara yang maju,” tutur Kepala Negara.

Presiden Jokowi menitipkan, baik para guru teladan dan petani teladan, KUA teladan, Karang Taruna teladan, Transmigran teladan, Dokter teladan, Penyuluh teladan, Kelompok Tani Hutan teladan yang hadir dalam pertemuan itu agar keteladanan-keteladanan yang mereka miliki bisa ditularkan ke kanan kiri.

“Saya yakin negara ini akan cepat, lebih cepat majunya,” tutur Presiden Jokowi.

Presiden menekankan, jangan sampai tidak optimis dan jangan sampai pesimis menghadapi masa depan, karena bangsa Indonesia memiliki potensi-potensi, memiliki kekuatan-kekuatan yang negara lain tidak punya.

Tapi Presiden menekankan, kalau tidak ada kerja keras dari semuanya, ya akan ditinggal betul bangsa Indonesia.

Sebelumnya Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dalam laporannya mengatakan, bahwa silaturahim itu dihadiri oleh 213 orang,  yang terdiri dari teladan nasional sebanyak 95 orang, Paskibraka 72 orang, dan orkestra Gita Bahana Nusantara 46 orang.

Selain itu, Mensesneg juga memperkenalkan kehadiran Yohanes Ande Kala alias Joni, siswa kelas 1 SMP di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang sempat melakukan aksi heroik memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang tersangkut, saat upacara HUT ke-73 RI, Jumat (17/8) lalu.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Menteri Desa PDTT Eko Sanjojo, Menkes Nila F. Moeloek, Menpora Imam Nahrawi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (FID/ES)