Presiden Jokowi bertemu dengan penerima program Mekaar, di Lapangan Bola Persima, Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (9/1) siang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan penerima Mekaar, yang merupakan layanan bagi wanita pra sejahtera yang tidak memiliki modal untuk membuka usaha maupun modal untuk mengembangkan usaha mereka, di Lapangan Bola Persima, Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Rabu (9/1) siang.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, usaha-usaha supermikro yang dibantu oleh pemerintah di setiap provinsi diharapkan betul-betul bisa menaikkan usaha ibu-ibu penerimanya. “Jangan sudah dibantu Rp2 juta, Rp3 juta, usahanya teteeep aja,” ujarnya.
Kepala Negara berharap kalau sudah dibantu Rp2 juta atau Rp4 juta, ada yang 3 juta, usahanya bisa tambah. Biasanya jualnya nasi uduk, lanjut Kepala Negara, sudah dibantu Rp2 juta, tambah jualan gorengan. Kalau dibantu Rp4 juta lagi, sambung Presiden, berarti tambah ada jualan baksonya lagi.
“Masa Rp2 juta hanya jadi gorengan. Dulunya gorengan, setelah diberi Rp2 juta tetep gorengan, gimana? Ya mestinya tambah dong, kalau dulu gorengan, ya kan, 1 meja, enggak apa-apa jualan gorengan tetep tapi bisa 3 meja, gitu,” tutur Kepala Negara.
Presiden memberikan contoh waktu melihat di Bogor. Yang dapat Rp2 juta, mejanya tambah, 1 meja jadi 2 meja. “Mejanya yang satu gorengan, yang satu nasi uduk, tambah. Lah ini baru usahanya namanya berkembang. Kalau enggak nambah namanya enggak berkembang,” terang Presiden Jokowi.
Presiden juga berpesan, agar bantuan yang sudah diperoleh dari program Mekaar tidak dipakai untuk beli baju baru, apalagi handphone. “Hati-hati, hati-hati,” ucapnya mengingatkan.
Kepala Negara juga mengingatkan pentingnya para penerima bantuan Mekaar bisa disiplin, mengangsur tepat waktu, disiplin, sampai nanti 25 minggu, lunas.
“Kita harapkan disiplin semua lunas, tambah lagi di level atas, tambah lagi, terus gitu, disiplin terus,” kata Presiden seraya menambahkan, pemerintah ingin membiasakan disiplin mengangsur, disiplin mencicil setiap minggu tetapi usahanya juga berkembang.
“Kita inginkan itu. kalau dulu warungnya, tadi segini, kalau sudah ditambahi misalnya 4 juta, warungnya jadi segini, jadi berkembang. Atau dulu warungnya segini, jualannya hanya separuhnya, nah sekarang jualannya menjadi penuh. Itu yang kita harapkan. Jangan dulu warungnya segini, sudah setahun saya kunjungi segini lagi, tetep segini, barangnya juga tetap segini. Ini namanya tidak benar, tidak berkembang,” sambung Presiden Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Perekonomian Darmin Nasution, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Direksi PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). (FID/JAY/ES)