Pin It

20200105 Heli ke Sukajaya Presiden

Presiden Jokowi berdiskusi dengan Kepala BNPB Doni Monardo di atas helikopter menuju lokasi longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor, Minggu (5/1) pagi. Meski tidak berhasil mendarat karena cuaca buruk, Presiden Jokowi memanfaatkan perjalanannya untuk berdiskusi mengenai pencegahan longsor.

 

Sudah dalam perjalanan menuju lokasi bencana tanah longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Minggu (5/1) pagi, namun gagal mendarat karena cuaca berubah ekstrem, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanfaatkan kesempatan perjalanannya dengan helikopter Super Puma L-2 AS-332 untuk mendiskusikan pencegahan terhadap longsor.

Tenaga Ahli Bidang Media Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Egy Massadiah, mengungkap diskusi antara Presiden Jokowi dengan Kepala BNPB Doni Monardo mengenai langkah-langkah pencegahan longsor.

“Pak Doni, apa yang harus dilakukan (untuk mencegah longsor),” kata Presiden.

Spontan Kepala BNPB Doni Monardo menjawab, “Kembalikan fungsi lahan dengan menanam vertiver, Pak Presiden.”

Vertiver adalah jenis tanaman yang dikenal dengan nama akar wangi atau narwastu. Tanaman ini adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae, dan masih sekeluarga dengan sereh atau padi.

Sekalipun berjenis rumput, tetapi  memiliki akar yang menghunjam hingga kedalaman dua sampai dua-setengah meter. Tak pelak, vertiver menjadi pilihan terbaik untuk ditanam di lahan bekas HGU (Hak Guna Usaha) yang telah digunduli, tanpa reboisasi.

“Ribuan lokasi bekas HGU, pohonnya sudah ditebangi dan ditinggal begitu saja,” ungkap Doni. Bercampur kebisingan suara baling-baling helikopter, mantan Komandan Paspampres itu menyampaikan ke Presiden bahwa sisa-sisa akar pohon yang ditebang, kemudian membusuk dan saat musim hujan tiba dengan curah yang tinggi mengakibatkan rongga tanah rentan longsor. Rumah rumah penduduk pun dengan mudah dan singkat dilumat arus lumpur longsoran yang deras.

Akar wangi, atau vertiver, lanjut Kepala BNPB itu, adalah pencegah longsor terbaik. “Bioteknologi vertiver sudah diujicoba dan mendapat pengakuan World Bank bahkan PBB. Di banyak tempat dan negara, tanaman ini sudah dikenal luas sebagai tanaman pencegah longsor,” ujar Doni, fasih.

Presiden menarik napas panjang. Ia tampak lega mendapat solusi dari Doni. Sejurus kemudian, Presiden memerintahkan Kepala BNPB Doni Monardo segera melakukan penanaman vertiver di area gundul, utamanya di lereng-lereng pegunungan.

Untuk itu, Doni diminta melibatkan anggota TNI yang punya kualifikasi panjat tebing, termasuk kelompok Wanadri kelompok pendaki gunung yang memiliki keahlian mendaki.

Doni tak kalah lega. Ia pun menarik napas panjang penuh antusias. “Tahap awal saya siapkan seratus-ribu bibit akar wangi, Bapak Presiden,” ujarnya.

Tak pelak, Doni mendapat PR agar menanam di daerah dengan tingkat kemiringan tertentu yang dalam kondisi gundul, dan rawan longsor.

Menurut Doni, bukan satu-dua lokasi saja, melainkan terdapat ribuan titik rawan longsor di Tanah Air.  Itu semua diawali dengan pemberian HGU kepada perusahaan tanpa kontrol serta kewajiban menghijaukan kembali lahan HGU diabaikan dan telah digunduli semena mena.

Penggundulan itu sudah terjadi 10 hingga 20 tahun yang lalu, dan tahun-tahun ini baru berdampak longsor. Dengan adanya instruksi Presiden untuk menanam akar wangi tadi, diharapkan ke depan tragedi longsor bisa dikurangi, atau bahkan dicegah sama sekali.

“Di sela-sela tanaman akar wangi, akan diseling tanaman keras seperti sukun, aren, dan alpukat. Selain punya nilai ekologis, juga punya nilai ekonomis,” ujar Doni.

Begitulah, pembahasan vetiver di atas helikopter pun menjadi sesuatu yang konkret.

Helikopter pun tiba di Lanud Atang Sanjaya. Para penumpang VVIP dan VIP pun turun dengan wajah yang lebih cerah, berkat vetiver calon penyelamat rakyat dari bencana longsor. (Humas BNPB/ES)