Presiden Jokowi memberikan arahan kepada para pejabat eselon I dan II PTN dan Kemristekdikti, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/10) siang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pejabat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan para pejabat eselon I dan II Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk merespon fakta, hanya ada 3 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk 500 besar dunia.
“Apakah proses manajemen di dalamnya? Atau proses yang lain? Bapak ibu yang lebih tahu dari saya,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan pada pertemuan dengan seluruh pejabat eselon I, eselon II, pimpinan PTN dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Kemenristekdikti, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/10) siang.
Sekarang ini, lanjut Presiden, yang besar belum tentu mengalahkan yang kecil, negara besar belum tentu mengalahkan negara yang kecil. Yang kaya belum tentu mengalahkan yang miskin, belum tentu.
Tetapi yang jelas, dalam waktu ke depan ini yang cepat akan mengalahkan yang lambat. “Itu pasti, saya pastikan. Dan negara-negara sekarang sudah sadar mengenai itu,” ujar Presiden.
Kalau kita masih nyaman-nyaman seperti ini terus tidak merespon dinamika yang ada, Presiden mengingatkan kita akan ditinggal.
“Jika tidak sigap menghadapi perubahan, jika tidak segera membenahi diri untuk melakukan efisiensi bisa dipastikan kalah menghadapi kompetisi,” tutur Presiden.
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar agenda penelitian fakultas dan program studi juga perlu tanggap terhadap tantangan dan peluang-peluang ini. Ia mengaku heran jika jaman sudah berubah tapi fakultas dan program studi tidak banyak berubah.
“Gimana? Ini sudah saya ulang-ulang lho ini sudah 3 tahun lho ini. Saya tunggu lho, sebelum saya mengeluarkan kebijakan yang drastis,” ucap Presiden mengingatkan.
Beberapa universitas besar dunia, ungkap Presiden, sudah sangat tanggap terhadap tantangan dan peluang yang baru ini untuk memberikan nilai lebih bagi masyarakat. Ia menunjuk contoh misalnya di MIT ada Departement of Brain and Cognitif Science. Di Kent State University ada Hospitality and Tourism Management, dan di University of Southern California ada juga college of games studies.
“Lha kita fakultas, jurusan tidak pernah berubah-rubah 30-40 tahun yang lalu,” ucap Presiden Jokowi.
Pangkas Birokrasi
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta kepada para pejabat eselon I, eselon II di Kemristekdikti harus mulai berubah. Jangan sampai ngurus fakultas baru sulit, ngurus program studi baru sulit, ngurus jurusan sulit. Kalau gaya-gaya lama, tradisi lama ini masih diterus-teruskan, Presiden mengingatkan tidak akan bisa berubah.
“Pangkas semuanya. Pangkas regulasi yang mempersulit, pangkas sudah. Tadi kalau yang lamban pasti ditinggal sudah, yang cepat pasti memenangkan, itu sudah rumus itu,” tutur Presiden Jokowi.
Presiden mengaku ingin menyadarkan semuanya, ada ekosistem yang harus dibongkar. Agar inovasi itu muncul, agar ekosistem baru itu muncul, agar respon terhadap perubahan itu muncul. Karena paling cepat memang harus dari perguruan tinggi perubahan ini direspon tidak dari yang lain-lain.
“Saya meyakini itu, artinya saya percaya kepada bapak ibu saudara-saudara sekaian, saya percaya,” tegas Presiden Jokowi.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Menko PMK Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Meristekdikti M. Nasir. (MAY/DNS/ES)