Pin It

20221109 Indonesia Tawarkan Tiga Poin Solusi Perubahan Iklim di KTT COP ke 27

Foto: BPMI Setwapres 

 

Jakarta, InfoPublik - Indonesia menawarkan tiga poin sebagai solusi mengatasi fenomena perubaham iklim Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties (COP) ke-27. 

"Tiga poin penting yang perlu dilakukan bersama oleh negara-negara di dunia dalam mengatasi perubahan iklim," kata Wakil Presiden Maruf Amin ketika memberikan pernyataan pada KTT COP ke-27 yang dikutip dari siaran pers pada Selasa (8/11/2022). 

Poin pertama, KTT COP 27 harus menjadi implementasi kesepakatan-kesepakatan yang akan dihasilkan dan yang telah dihasilkan dari KTT terdahulu. Sebab, hal itu penting dalam mendukung pencegahan perubahan iklim di negara berkembang. 

“Satu tahun pasca-(KTT COP26) Glasgow, belum ada kemajuan global signifikan. Untuk itu COP 27 harus dimanfaatkan tidak hanya untuk majukan ambisi, namun juga implementasi. Termasuk pemenuhan dukungan dari negara maju kepada negara berkembang,” kata Wapres.

Poin kedua, implementasi kesepakatan hendaknya dilakukan sesuai dengan kapasitas dan keunggulan masing-masing negara. Sebab, setiap negara memiliki potensi yang berbeda dan potensi tersebut apabila dimaksimalkan dapat membawa hasil yang terbaik. 

“Kita semua harus menjadi bagian dari solusi. Semua negara harus berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing, dengan semangat burden-sharing (pembagian beban) bukan burden-shifting (pemindahan beban). Negara yang lebih mampu harus membantu dan memberdayakan negara lainnya,” imbuh Wapres.

Poin ketiga, adanya langkah konkret yang dilakukan oleh negara peserta KTT COP ke-27 dalam menurunkan emisi diantaranya investasi untuk transisi energi, pendanaan untuk aksi iklim, dan meningkatkan target penurunan emisi. 

Ke depan, Wapres menekankan langkah nyata seperti ini akan terus dilanjutkan, khususnya dalam keketuaan Indonesia pada KTT G20 dan ASEAN 2023.

“Sebagai Presidensi G20, Indonesia terus mendorong pemulihan hijau serta aksi iklim yang kuat dan inklusif. Ke depan, melalui Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia akan terus memberikan perhatian pada penguatan aksi iklim,” papar Wapres.

Menutup pernyataannya, kembali Wapres mengajak seluruh negara di dunia untuk mewujudkan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan.

“Kita harus mengambil langkah konkret dan memperkuat kolaborasi berlandaskan dialog dan kepercayaan. Demi mewujudkan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan,” pungkas Wapres.

Sebagai informasi, posisi Indonesia dalam KTT COP ke-27 cukup strategis karena selain sebagai memimpin Presidensi KTT G20, pada 2023 Indonesia akan menjadi ketua ASEAN.

Sejak KTT COP26 hingga awal Oktober 2022, Indonesia telah melakukan langkah-langkah penting sebagai tindak lanjut, diantaranya memprioritaskan transisi energi berkelanjutan dalam agenda presidensi G20 Indonesia, mendorong operasionalisasi dari rencana (Forestry and Other Land Use/FOLU) net-sink 2030, dan meluncurkan country platform untuk pendanaan transisi energi. Di sektor energi, Indonesia juga telah mengembangkan peta jalan menuju pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060.

Kehadiran Indonesia dalam COP ke-27 dapat mendorong tindakan nyata, memperkuat kolaborasi berdasarkan dialog untuk menciptakan dunia, yang lebih baik dan berkelanjutan. (*)