Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, pada Rabu, 28 Februari 2024. Foto: BPMI Setpres/Vico
Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2024 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, pada Rabu, 28 Februari 2024. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia, termasuk ketidakpastian ekonomi global, konflik geopolitik, dan dampaknya terhadap ekonomi nasional.
“Kita tahu ketidakpastian ekonomi masih belum jelas, masih belum pasti. Geopolitik dunia juga sulit dihitung, sulit dikalkulasi. Lanskap ekonomi, lanskap politik dunia juga sulit dikalkulasi, sulit dihitung. Kita tahu konflik di Ukraina belum selesai, datang konflik Gaza, ada tambahan Yaman sehingga menyebabkan inflasi pangan melanda dunia,” ujar Presiden.
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Presiden menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, yang saat ini memiliki probabilitas resesi yang rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Presiden Jokowi pun meminta semua pihak, termasuk jajaran TNI-Polri, untuk berhati-hati dan waspada dalam menghadapi kompetisi global yang makin kompleks.
“Patut kita syukuri alhamdulillah di tengah krisis dunia yang bertubi-tubi, ketidakpastian ekonomi yang sulit dikalkulasi, perekonomian kita cukup kokoh dan kalau di G20 masuk 3 besar ekonomi yang kondisi growth dan pertumbuhan ekonominya baik. Kita tahu ekonomi kita di tahun 2023 tumbuh 5,05 persen, inflasi terkendali di angka 2,57 persen, kemiskinan turun di angka 9,36 persen, pengangguran turun di angka 5,32 persen, dan GINI rasio (ketimpangan) juga turun di angka 0,388,” jelasnya.
Mengenai isu pertahanan dan keamanan, Presiden menyoroti perlunya TNI dan Polri untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk perang siber dan penggunaan drone. Kepala Negara juga mengingatkan tentang pentingnya memperkuat profesionalisme, pelayanan terhadap masyarakat, dan sinergi antarkesatuan.
“Penguasaan iptek jelas akan makin dibutuhkan. TNI-Polri harus menjadi pembelajar yang aktif, pembelajar yang adaptif. TNI-Polri juga harus mampu melakukan deteksi dini, mengambil langkah antisipasi, memperkuat profesionalisme dan pelayanan terhadap masyarakat, memperkuat nilai-nilai TNI Prima, Polri yang Presisi, serta kemanunggalan dengan rakyat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran TNI dan Polri atas komitmen mereka dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama pemilihan umum (pemilu), memastikan proses pemungutan dan penghitungan suara berlangsung aman dan damai. Kepada jajaran TNI-Polri, Presiden pun mengingatkan bahwa masih ada sejumlah tahapan pemilu hingga Oktober nanti yang perlu terus dijaga.
“Perlu juga saya ingatkan masih ada beberapa tahapan pemilu sampai Oktober nanti yang perlu langkah-langkah proaktif untuk menetralisasi residu politik untuk memitigasi disinformasi-disinformasi pemilu serta menjaga kerukunan, menjaga persatuan kita sebagai sebuah bangsa dan negara,” tuturnya.
Pada akhir pidato, Presiden Joko Widodo memberikan penghargaan kenaikan pangkat istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai Jenderal TNI Kehormatan. Menurut Presiden, penganugerahan tersebut merupakan bentuk penghargaan dan peneguhan dedikasi kepada rakyat, bangsa, dan negara.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo.
(BPMI Setpres)