Pin It

20170808 mcu 7

Suasana pengambilan darah untuk medical check up di Kementerian PANRB, Selasa (08/08).


JAKARTA – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) kembali menyelenggarakan medical check up bagi pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Kementerian PANRB, Selasa (08/08). Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari, Selasa dan Rabu tanggal 08 – 09 Agustus 2017.

Kepala Subbagian Kesejahteraan Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian PANRB Ira Septiani Puji Astuti mengatakan bahwa medical check up ini untuk men-screening kesehatan sehingga mengetahui kasus kesehatan yang paling banyak muncul. Selanjutnya, dapat membuat program terarah untuk pencegahan dari kasus yang muncul. “Jadi medical check up ini untuk screening kesehatan supaya ketahuan kasus apa yang nantinya paling banyak muncul,” ujarnya.

Analis Hukum Kementerian PANRB Dwitya Bharata Nandiwardhana mengaku bahwa medical check up ini penting dilakukan. “Bagaimanapun kesehatan perlu dimonitoring. Saya merasa sehat tapi tidak tahu kondisi kesehatan yang sebenarnya seperti apa. Apalagi yang jarang medical check up seperti saya,” ujarnya.

Sementara itu, Analis Pengaduan Masyarakat Kementerian PANRB Jauhar Faisal Rahman mengatakan sebagai pegawai dengan aktivitas kerja sangat padat, sehingga tak jarang sakit tidak dirasakan. “Yang dipikirkan cuma kerjaan. Kalau sakit tahu-tahu drop,” ujarnya.

Dari tiga tahun terakhir diadakannya medical check up, masalah kesehatan yang paling banyak diderita adalah kolesterol tinggi. Dokter Muda Kementerian PANRB Evy Kusumawardhani mengatakan bahwa kolesterol yang diderita ini kebanyakan dikarenakan pola makan yang kurang baik. “Banyak yang makannya tidak terkontrol terutama mereka yang pergi dinas ke daerah. Banyak yang makan makanan enak namun tidak sehat,” jelasnya.

Dua minggu setelah medical check up, hasilnya akan diterima. Kemudian akan ada dokter dari laboratorium yang datang ke kantor untuk memberikan konsultasi terkait hasil laboratorium. “Diberikan waktu dua hari untuk berkonsultasi. Jika pada saat itu tidak ada di tempat, maka dapat berkonsultasi ke dokter klinik,” ujarnya.

Idealnya, program pencegahan penyakit yang pertama adalah dengan edukasi atau bisa juga seminar. Pegawai diberikan informasi mengenai kesehatan, baru setelah itu kuratif atau pengobatan.

Lanjutnya dikatakan, untuk program preventif seperti seminar belum dapat dilakukan karena anggaran yang terbatas. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) yang ada juga harus memiliki ilmu kesehatan yang terus diupdate untuk menunjang profesionalitas. Namun saat ini, dirinya mengaku bahwa belum ada pelatihan untuk tenaga kesehatan karena dihadapkan pada anggaran.

Selama ini, program preventif yang sudah dilakukan oleh Kementerian PANRB adalah dengan mengikuti program Kementerian Kesehatan yakni Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Pegawai dapat memeriksa gula darah, kolesterol, tensi darah , dan asam urat secara rutin di klinik Kementerian PANRB kemudian hasilnya dikirimkan ke Kementerian Kesehatan. Karena keterbatasan fasilitas, kegiatan ini diadakan tiga bulan sekali. (rr/HUMAS MENPANRB)