Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur memimpin rapat dengan enam Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) di Jakarta, Rabu (07/06).
JAKARTA – Pasca peningkatan status enam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur minta komitmen dari masing-masing pimpinan universitas. “UIN harus mampu menjadi world class university tanpa menghilangkan karakteristik sebagai perguruan tinggi Islam,” ujarnya saat pertemuan dengan enam Rektor UIN di Jakarta, Rabu (07/06).
Keenam UIN dimaksud adalah UIN Mataram, UIN Imam Bonjol Padang, UIN Antasari Banjarmasin, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, UIN Raden Intan Lampung, dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menindaklanjuti usulan penataan organisasi dan tata kerja enam UIN sebagai tindak lanjut Perpres peningkatan status enam UIN tersebut. Berubahnya status keenam perguruan tinggi itu, kini ada 17 UIN, sementara yang IAIN ada 56.
Lebih lanjut Menteri Asman menekankan, perubahan status itu harus diikuti perubahan mendasar, sehingga UIN tidak lagi tampil sebagai IAIN. “Kemajuan pendidikan yang diselenggarakan swasta itu luar biasa. Masak kita tidak bisa mengalahkan mereka. Saya support tapi jangan nanggung,” ujarnya.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin yang mendampingi para rektor tersebut mengamini arahan Menteri PANRB. Ia mengatakan bahwa UIN harus punya komitmen kuat untuk mereformasi dirinya. Selain pengembangan infrastruktur juga harus paralel dengan pengembangan SDM.
Untuk meningkatkan kompetensi dosen, memang peru mengirimkan pengajar ke luar negeri. “Tetapi juga harus paralel dengan memperbaiki kurikulum,” ujarnya.
Menurut Rektor UIN Raden Intan Lampung Moh. Mukri menuturkan, dahulu tidak ada kompetisi sama sekali. Dari 1.500 calon mahasiswa yang mendaftar, diterima semua. Kini hal itu sudah berubah, karena peminat yang ingin mendaftar UIN melonjak 3-4 kali lipat.
Dalam hal ini, kepercayaan masyarakat menjadi poin penting untuk membangun image. Untuk itu, Moh. Mukri ingin menjadikan kampus UIN yang dipimpinnya menjadi second home. “Jadi begitu masuk kampus, orang sudah bisa melihat dan percaya apa yang diberikan oleh kampus itu,” jelasnya. (rr/HUMAS MENPANRB)