Pin It

20210707 E BI 1

Kabupaten Situbondo saat mempresentasikan inovasi E-BI di hadapan Tim Panel Independen dalam Presentasi dan Wawancara KIPP tahun 2021, secara virtual, Rabu (07/07).

 

JAKARTA – Sebanyak sembilan inovator mempresentasikan terobosannya dihadapan Tim Panel Independen dalam sesi presentasi dan wawancara Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021. Pada hari kedelapan penyelenggaraannya, inovasi bidang kesehatan, administrasi kependudukan, sektor pendidikan, serta pemberdayaan masyarakat meramaikan sesi wawancara tersebut. Para inovator yang tampil berasal dari Kabupaten Banyumas, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Magetan, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Situbondo.

Presentasi diawali oleh inovasi PSC 119-SATRIA (Sistem Aplikasi Terpadu Rujukan, Informasi Kesehatan dan Ambulans Gawat Darurat) dari Kabupaten Banyumas yang dibawakan langsung oleh Bupati Banyumas Achmad Husein. Disampaikan bahwa PSC 119-SATRIA merupakan aplikasi rujukan yang mencakup semua layanan kegawatdaruratan. Aplikasi ini berbentuk aplikasi web dan Android terintegrasi dalam satu aplikasi terpadu sistem rujukan.

“Dengan adanya aplikasi PSC 119-SATRIA terdapat perubahan yang cukup signifikan. Response time dari Rumah Sakit mengenai rujukan ibu dan anak maupun rujukan umum menjadi lebih cepat dan tepat, response time penanganan kegawatdaruratan lain mengalami peningkatan, angka kematian ibu dan anak mengalami penurunan, serta angka kecacatan akibat kecelakaan dapat diturunkan. Dengan kata lain dampak dari aplikasi ini dapat meningkat angka harapan hidup masyarakat khususnya Kabupaten Banyumas,” katanya pada sesi presentasi dan wawancara KIPP 2021 secara Virtual, Rabu (07/07).

Kemudian dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karanganyar dengan inovasi Pak Tuji (Pelayanan Akta Perkawinan Pitu Dadi Siji). Pada presentasi yang disampaikan Bupati Karanganyar Juliyatmono, dijelaskan bahwa PAK TUJI merupakan inovasi yang mengintegrasikan pelayanan Akta Perkawinan non-muslim dengan pelayanan dokumen lainnya. Inovasi Pak Tuji bertujuan mempercepat dan mempermudah pelayanan Akta Perkawinan, Kartu Keluarga dan Surat Pindah Datang WNI, Kartu Tanda Penduduk dalam satu paket dengan sistem terpadu satu jam jadi.

Sebelum ada inovasi Pak Tuji penduduk non-muslim mendaftar ke tiga loket yang berbeda untuk mengurus akta perkawinan dan dokumen lainnya. Setelah ada inovasi Pak Tuji masyarakat cukup mendaftar di satu loket dan pulang membawa tujuh dokumen sekaligus. “Melalui inovasi Pak Tuji, hak-hak mereka diberikan dengan pelayanan yang efektif. Sehingga Disdukcapil Kabupaten Karanganyar menjadi institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif,” ujarnya.

20210707 PSC 119 SATRIA 3

Selanjutnya, kini giliran Pemerintah Kabupaten Kendal yang tampil untuk menyampaikan inovasi Program Digitalisasi Buku Letter C Desa (Protades) yang dipelopori oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermasdes). Bupati Kendal Dico Ganinduto mengatakan Progam Digitalisai Buku Letter C Desa dibangun dalam rangka penyelamatan arsip pertanahan ditingkat desa.

Dengan tercatatnya semua riwayat perpindahan tanah secara menyeluruh ditingkat desa, yang kemudian terwujudnya data pertanahan yang lengkap dan kuat jika dilihat dari sudut pandang asal usul riwayat tanah. Maka konflik yang terjadi di masyarakat terkait sengketa tanah akan dapat berkurang.

Inovasi selanjutnya adalah Aplikasi Kudu Sekolah, miliknya Kabupaten Pekalongan yang disampaikan langsung oleh Bupati Pekalongan Fadia Arafiq. Dikatakan bahwa Aplikasi Kudu Sekolah merupakan gerakan yang dilakukan untuk mengurangi jumlah anak yang tidak bersekolah di Kabupaten Pekalongan. Setelah dua tahun diterapkan, Aplikasi Kudu Sekolah bermanfaat signifikan bagi masyarakat dan pemerintah daerah. Ini dapat dilihat dengan tersedianya data Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui aplikasi berbasis web dan Android sebanyak 4.346 anak.

“Ini merupakan tantangan yang harus dilakukan oleh pemerintah kabupaten, kecamatan, maupun desa untuk bersama-sama berkolaborasi menyukseskan program tersebut. Aplikasi ini mempersingkat jalur laporan, tanggapan dan rekomendasi dukungan, dan kebutuhan intervensi,” jelasnya.

Beranjak ke Provinsi Jawa Timur, presentasi dan wawancara dilanjutkan dengan inovasi dari Kabupaten Magetan. Inovasi Jek-Mil merupakan inovasi jagoan yang disampaikan Bupati Magetan Suprawoto. Suprawoto mengatakan masih tingginya tingkat kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi di Indonesia sebagain besar disebabkan oleh tidak terlaksananya pemeriksaan continuity of care dan timbul penyulit saat persalinan yang tidak segera di tangani. Puskesmas Bendo Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan telah mengambil langkah tepat guna mengatasi masalah tersebut dengan sebuah inovasi Jek-Mil.

Saat ini Jek-Mil telah direplikasi di 13 desa dengan 43 driver di wilayah Kecamatan Bendo dan berhasil meningkatkan capaian ANCT dari 59,42 persen (2017) menjadi 107 persen (2020) berhasil menekan jumlah kematian bayi dari 8 bayi (2017) menjadi 5 bayi (2020) dan menekan kematian ibu bersalin di angka 0.

 20210707 JEK MIL 2

Driver Jek-Mil akan menjemput ibu hamil ke rumahnya. Ibu hamil akan didampingi selama proses pemeriksaan dan diantar kembali ke rumahnya. Driver Jek-Mil melapor kepada bidan desa setempat. Layanan ini bersifat gratis karena dianggarkan melalui APBDes,” tuturnya.

Selanjutnya Inovasi ODO (Ojek Darah Online) milik Kabupaten Lamongan yang dipaparkan langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur menutup sesi pertama presentasi dan wawancara. Menurutnya, ODO merupakan inovasi RSUD Ngimbang Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Inovasi ini untuk mengatasi permasalahan distribusi darah di RSUD Ngimbang sekaligus untuk memberantas praktik percaloan transport darah. 

Inovasi ODO ini, memiliki keunikan yang terletak pada peran Paguyuban Ojek Terminal Ngimbang dan dengan proses distribusi darah dengan kendali berada dibawah Rumah Sakit. "Inovasi ini mampu memberikan kepastian pelayanan darah, dan dapat melayani secara non-stop 24 jam. Dapat meringankan beban keluarga pasien, karena tidak perlu repot meninggalkan yang sakit untuk memperoleh distribusi darah," jelasnya.

Memasuki sesi kedua Presentasi dan Wawancara KIPP 2021 dibuka oleh Inovasi Gelas Mempesona Hati (Gerakan Lansia Sehat Mewujudkan Masyarakat Peduli Persoalan Kesehatan di Hari Tua Nanti) milik Kabupaten Trenggalek. Dalam paparannya, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan inovasi ini dijalankan di Puskesmas Trenggalek untuk meningkatkan kualitas kesehatan para lansia.

Dalam program inovasi ini terdapat enam kegiatan yang tidak lepas dari fungsi puskemas, yaitu promotif, preventif, dan kuratif. Kegiatan tersebut berupa senam, pembentukan posyandu lansia baru, memperingkat waktu tunggu pelayanan, konseling gizi, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, serta kunjungan rumah bagi lansia risiko tinggi.

“Sampai saat ini, setelah berjalannya program inovasi selama kurang lebih empat tahun, program inovasi ini mampu meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan lansia. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya tujuh posyandu lansia pada tahun 2016 dan pada tahun 2020 sudah bertambah menjadi 16 posyandu lansia, 74 kader lansia, terdapat 28 kader terlatih senam, 732 kunjungan lansia di posyandu lansia, 4.470 kunjungan rumah sehat lansia, dan 127 lansia yang telah dilakukan kunjungan rumah,” terangnya.

 20210707 KENEK BERAKSI 2

Lalu selanjutnya, masih dari Kabupaten Trenggalek yakni Inovasi Kenek Beraksi (Kakek Nenek Bersama Awasi Kesehatan Generasi). Inovasi yang dipaparkan langsung oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin ini bertujuan untuk memperbaiki cakupan gizi Masyarakat, dalam hal ini adalah pemenuhan gizi pada balita dan ibu hamil. Inovasi yang memberdayakan lansia/pralansia bertujuan untuk memberikan pendampingan berwawasan kesehatan kepada keluarganya yang sedang hamil dan bisa menjadi kakek nenek asuh untuk cucunya.

Pada tahun 2017 Puskesmas Trenggalek ditetapkan sebagai wilayah lokus penanganan stunting di wilayah Kabupaten Trenggalek. Persentase stunting di Puskesmas Trenggalek pada tahun 2017 sebesar 16,09 persen. Stunting itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari rendahnya berat badan bayi, kurangnya kebersihan lingkungan, tidak tercapainya ASI eksklusif, kurangnya nutrisi dimasa kehamilan maupun kurangnya konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil.

Kabupaten Situbondo menjadi penutup pada tahap Presentasi dan Wawancara KIPP 2021 di hari kedelapan. Inovasi e-BI (Elektronik Barang Inventaris) Sehati dengan Masyarakat dan Bersahabat dengan Corona. Inovasi yang dipaparkan oleh Bupati Situbondo Karna Suswandi ini merupakan program untuk mengimplemintasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19/2016 tentang Pedoman Penggunaan Barang Milik Daerah.

Tujuannya yakni guna meningkatkan kualitas dan percepatan pelayanan publik di bidang pemanfaatan barang milik daerah, dan aplikasi e-BI juga untuk mendorong keterlibatan publik dalam proses pemanfaatan barang milik daerah secara daring. Dengan aplikasi e-BI ini juga dengan mudah menyelamatkan dan memantau barang inventaris atau aset milik pemerintah, dan dapat memanfaatkan barang milik daerah secara optimal bagi organisasi perangkat daerah (OPD) dan masyarakat.

"Program e-BI ini memudahkan kami melacak atau mengetahui aset barang milik daerah ketika dipinjam pakai ataupun disewa oleh masyarakat. Barang milik daerah kami cek di aplikasi ini," imbuhnya. (dit/HUMAS MENPANRB)