Pin It

 

20171025 sekolah kedinasan1

Menteri PANRB Asman Abnur saat memberi pembekalan kepada perwakilan dan pimpinan sekolah kedinasan, di Jakarta, Rabu (25/10).

 

JAKARTA – Sekolah kedinasan menjadi salah satu ujung tombak dalam mewujudkan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai perekat nusantara. Kalau selama ini para mahasiswa menjalani kuliah di kampus masing-masing, ke depan para mahasiswa/taruna baru diwajibkan mengikuti kuliah bersama atau terintegrasi. Hal ini bertujuan untuk membentuk pribadi para mahasiswa sehingga bisa menjadi perekat bagi seluruh Indonesia.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur mengatakan, kuliah integrasi ini nantinya akan mengajarkan tentang nilai-nilai dasar bernegara, nasionalisme, toleransi, juga bela negara. “Kuliah ini akan menggabungkan seluruh sekolah kedinasan sehingga para calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini tidak terkotak-kotak,” ujarnya saat memberi pembekalan kepada perwakilan dan pimpinan sekolah kedinasan, di Jakarta, Rabu (25/10).

Dikatakan, para taruna di sekolah ikatan dinas ini memang dipersiapkan untuk menjadi Calon PNS, sehingga perlu dipupuk dengan nilai-nilai yang mendasari patriotisme. Dengan kuliah integrasi, para taruna diharuskan saling berinteraksi antar taruna dari berbagai sekolah kedinasan yang berbeda. “Kita tidak membedakan dulu mana ilmu pemerintahan, mana ilmu ekonomi, mana sekolah statistik. Kemudian setelah selesai pendidikan, anak-anak ini akan kembali ke kampus masing-masing,” jelas Menteri Asman.

Rencananya, kuliah terintegrasi ini dilakukan di awal tahun ajaran baru selama satu hingga dua semester. Setelah lulus kuliah, mereka akan disebar ke seluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat menjadi perekat bagi bangsa ini. “Lulusan sekolah kedinasan ini akan ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia, sehingga menjadi perekat bangsa,” imbuh Menteri Asman.

Menteri menjelaskan, sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo perlu ada yang mengkoordinasi dalam menjalankan pendidikan integrasi antar sekolah kedinasan ini. Kurikulum pun juga akan dibuat secara khusus. “Presiden menginstruksikan untuk membentuk semacam holding yang menjadi induk sekolah kedinasan ini. Ada juga yang mengawasi sistem perkuliahannya,” ujar Menteri Asman.

Menteri Asman berharap, pembentukan kurikulum, penentuan lokasi dan waktu kuliah dilakukan secepat mungkin. Ia menginstruksikan setiap kementerian yang memiliki sekolah dinas agar mengutus perwakilannya membahas hal-hal penting tersebut. “Masing-masing kementerian mengutus rektornya atau siapapun untuk membentuk kurikulumnya. Segera saja diagendakan, dan kalau bisa, tahun ajaran baru ini sudah harus kita mulai,” tegas Menteri Asman.

Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Muhammad Idris mengatakan, dalam kuliah integrasi ini para pengajar harus menanamkan jiwa korsa pada mahasiswa. “LAN mencoba membuat skema untuk membentuk jiwa korsa. Semester awal, insert jiwa korsa, kita harus bilang mereka ini adalah pegawai negeri. Jadi ASN tidak terkotak-kotak,” ujar Idris.

Idris menjelaskan juga akan memupuk kreativitas dan inovasi para peserta didik, selain diberikan pelatihan rasa bela negara. “Berpikir kreatif dan inovatif. Kami lihat di berbagai negara di luar negeri memberikan inovasi dan pendidikan karakter. Agenda lainnya adalah berperilaku bela negara. Memberikan hal harus dikuasainya, seperti wawasan kebangsaan, yang merupakan isu krusial,” terangnya.

Kepala Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Rodon menyatakan setuju dengan rencana tersebut. Namun, menurutnya harus ada beberapa hal yang perlu dikaji lebih dalam lagi, khususnya untuk calon personel Badan Intelijen Negara (BIN) harus bisa menyembunyikan identitasnya sebagai Aparatur Sipil negara (ASN). Untuk itu, ia meminta agar ada kajian khusus mengenai hal tersebut.

Menurutnya, integrasi ini memang diperlukan, untuk nasionalisme. Tetapi ada lembaga yang harus menyembunyikan identitas personelnya, seperti BIN. “Dia harus mampu menyembunyikan identitasnya, itu prinsip intelijen,” ujarnya.

Dalam acara Menteri Asman didampingi Sekretaris kementerian PANRB Dwi Wahyu Atmaji, Deputi Bidang SDM Aparatur kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja, juga Kepala BKN Bima Haria Wibisana. Selain itu, hadir juga perwakilan dari sekolah kedinasan IPDN, STTD, STIN, STIS, STSN, Poltekip, Poltekim, STAN, serta STMKG. (don/HUMAS MENPANRB)