Pin It

 20180629 unpsa menkes3

Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengacungkan jempol untuk sistem EDAT dari Teluk Bintuni yang berhasil menjadi juara UNPSA 2018

 

JAKARTA - Keberhasilan Sistem Early Diagnosis And Treatment (EDAT) milik Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni menjuarai United Nations Public Service Awards (UNPSA) 2018, mendapat apresiasi serta acungan jempol dari Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Menurutnya inovasi yang dibangun oleh Dinkes Kab. Teluk Bintuni dapat menjadi perhatian khusus bagi para penyelenggara layanan dalam sektor kesehatan.

“Saya mengacungkan jempol dengan apa yang telah diraih oleh Kab Teluk Bintuni ini, karena ini menjadi kebanggan tidak hanya dunia kesehatan saja, namun juga membawa nama baik Indonesia. Sistem EDAT ini pun dapat menjdi perhatian bagi penyelenggara layanan kesehatan, agar dapat membuat terobosan dalam memberi pelayanan,” ujarnya saat melakukan pertemuan dengan Tim EDAT Kab Teluk Bintuni, di Kantor Kementerian Kesehatan, Jumat (29/06).

Menteri Nila menilai apa yang dilakukan Kab Teluk Bintuni sudah tepat, yakni menggandeng berbagai pihak untuk membangun terobosan yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena memang diyakini sebuah pekerjaan tidak akan berjalan lancar apabila dilakukan sendiri, namun harus melibatkan berbagai pihak seperti perusahaan, masyrakat, maupun stakeholder lainnya. Karena memang sistem EDAT yang telah dibangun sejak 2010 lalu melibatkan banyak pihak, termasuk korporasi dan masyarakat.

Disampaikan jika terdapat dua hal yang menjadi tanggung jawab Kab Teluk Bintuni, yaitu bagaimana terobosan yang dilakukan dapat diterapkan dalam skala nasional, untuk kemudian dapat ditularkan didunia internasional. Selain itu, inovator diharapkan tidak berhenti pada apa yang telah dicapai saat ini, namun harus memikirkan inovasi yang diciptakan selanjutnya.

“Setelah sistem EDAT, kedepan pikirkan bagaimana tidak hanya malaria, mungkin penanggulangan AIDS, TBC, atau yang lain. Sehingga nantinya terwujud Teluk Bintuni, yang sehat, aman, dan sejahtera,” katanya.

Lebih lanjut dirinya pun berharap apa yang telah diraih tidak hanya sekedar euforia semata, namun harus dimaknai dengan semangat menyosialisasikan ke daerah lain, yang memiliki kondisi wilayah sama dengan Teluk Bintuni. Pihaknya pun kedepan akan melakukan sosialisasi ke daerah daerah endemik lainnya yang ada di Indonesia, agar daerah terebut dapat menerapkan sistem EDAT.

Sebelumnya sistem EDAT milik Dinkes Kab Teluk Bintuni meraih juara pertama dalam kategori Menjangkau yang Paling Miskin dan Rentan, pada UNPSA 2018. Sejak diimplementasikan tahun 2010, sistem ini berhasil mereduksi wabah malaria. Di tahun 2015, kasus malaria turun menjadi angka 2,4 per 1000 penduduk dari angka 115 per 1000 penduduk di tahun 2009. Di tahun 2016, tingkat morbiditas malaria kembali turun menjadi 5 penderita per 1000 penduduk.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, Asdep Koordinasi Pelaksanaan, Kebijakan, dan Evaluasi Pelayanan Publik Wilayah III Kementerian PANRB Damayani Tyastianti, Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni Ekberth Fakdawer Kepala Bidang P2P Dinkes Teluk Bintuni Franki D. Mobilala, Manager Program Malaria kab.Teluk Bintuni Russel Supit, PEH-BP Tangguh Jeffry Kiroyan. (byu/HUMAS MENPAN)