Suasana presentasi dan wawancara KIPP hari ke-13 saat Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan memaparkan inovasi CMS Desa di hadapan Tim Panel Independen secara virtual, Rabu (14/07).
JAKARTA – Pemerintah daerah di Pulau Kalimantan tengah berlomba-lomba dalam pembangunan inovasi pelayanan publik. Hal tersebut dapat terlihat dalam proses Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun 2021, secara virtual, Rabu (14/07). Pada hari ketigabelas pelaksanaannya, terdapat sembilan inovasi yang seluruhnya berasal dari pemerintah kota dan kabupaten yang ada di pulau Kalimantan. Inovasi berasal dari bergai macam kategori, mulai tata kelola pemerintah; pendidikan; pelayanan responsif gender; kesehatan; ketahanan pangan; perlindungan dan pelestarian hutan.
Presentasi diawali oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan dengan membawa inovasi Transaksi Keuangan Desa secara Non-Tunai (CMS Desa). Dikatakan jika inovasi hasil kerjasama antara Pemkab Kubu Raya dengan Bank KalbarKubu Raya, merupakan aplikasi transaksi keuangan desa secara non-tunai. Dengan CMS Desa, seluruh transaksi keuangan desa dilakukan dengan mekanisme transfer langsung kepada penerima atau rekanan sehingga dapat diyakini kebenaran pertanggungjawabannya, dan seluruh transaksi tercatat pada mutasi rekening kas desa sehingga mempermudah desa dalam pencatatan dan mempermudah pengawasan oleh pihak kabupaten.
“Kini desa tidak lagi mengambil atau memegang uang tunai dalam jumlah besar sehingga mampu meminimalisir potensi penyimpangan dan korupsi. Lebih dari itu, aplikasi ini dikelola secara langsung oleh pemerintah desa dan dilaksanakan melalui laptop atau handphone. Tahun 2019 inovasi dilakukan pada 28 desa pelopor, dan di tahun 2020 telah dilaksanakan seluruh desa se-Kabupaten Kubu Raya (118 Desa),” ujarnya di hadapan Tim Panel Independen (TPI).
Inovasi kedua berasal dari Kota Balikpapan dengan terobosannya Data dan Informasi Digital Tanaman Koleksi (Digitasi) Kebun Raya Balikpapan. Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud menjelaskan Digitasi Kebun Raya Balikpapan adalah suatu inovasi yang menyampaikan semua informasi database tanaman koleksi yang ada di Kebun Raya Balikpapan secara digital melalui melalui website Kebun Raya Balikpapan (kebunraya.balikpapan.go.id) dan aplikasi Quick Response (QR) Code, dengan memindai plang barcode yang terpasang ditiap tanaman koleksi dan spontan di area kunjungan dan area edukasi. Kemudahan pengaksesan data ini bermanfaat bagi semua peneliti, akademisi, serta pengunjung wisata yang berkunjung langsung ke Kebun Raya Balikpapan, sebagai upaya peningkatan pengenalan semua tanaman koleksi.
Kota Bontang menjadi pemapar ketiga dengan terobosan Rumah Ibadah Ramah Anak (Mahira). Wali Kota Bontang Basri Rase menyampaikan Mahira memilik pembeda dengan masjid yang lain, yaitu dilengkapi dengan pojok/ruang kreativitas belajar dan bermain anak, takmir masjid yang ramah anak (terlatih konvensi hak anak), serta dapat membuat anak nyaman. Mahira bertujuan untuk dapat mengisi waktu luang, dengan mengembangkan Pusat Kreativitas. Diharapkan adanya masjid ramah anak dapat semakin banyak alternatif bagi anak untuk bermain di tempat yang aman, nyaman dan terlindungi.
Selanjutnya inovasi Tekan Dan Turunkan Angka Kematian Ibu Dan Bayi (Teka Teki) yang disampaikan oleh Wakil Bupati Kutai Barat Edyanto Arkan. Menurutnya, Teka Teki ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan jumlah ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan, mengurangi risiko kegawatdaruratan maternal dan menjalin kemitraan antara bidan dan dukun kampung dalam membantu persalinan. Pada inovasi ini terdapat beberapa fitur, seperti media komunikasi melalui program Chat Selalu Bidan Anda (Chabida), untuk konsultasi ibu hamil. Program Jemput dan Antar Ibu Melahirkan (Jembatan) untuk mengantar ibu hamil ke faskes, dan program Bidan dan Dukun Pantau Kesehatan Ibu (Biduk Perahu).
Terobosan lain dari wilayah Kalimantan datang dari Kabupaten Penajam Paser Utara dengan inovasi Mini Ranch Tingkatkan Hasil (Mira Kansil). Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud mengatakan inovasi merupakan sarana untuk mendorong cara budidaya sapi potong menjadi lebih baik dan benar, dengan mengedepankan perbaikan pakan baik hijauan maupun pakan tambahan, sarana pagar keliling dan shelter untuk memaksimalkan sistem budidaya secara semi intensif, optimalisasi reproduksi ternak baik secara kawin alam dengan penyediaan pemacek unggul maupun dengan inseminasi buatan.
Masih dari Kabupaten Penajam Paser Utara, inovasi kedua yang dipresentasikan adalah Seratus Bank Sampah Unit Dan Gerakan Sedekah Sampah (Serbu Gass) sekaligus menutup sesi pertama presentasi dan wawancara. Program tersebut mewajibkan setiap kelurahan/desa membentuk minimal dua unit bank sampah sehingga apabila masyarakat telah memilah sampah dari rumah, sampah terpilah yang masih bernilai ekonomis dapat ditabung ke Bank Sampah Unit terdekat. Sebelum diterapkannya inovasi Serbu Gass, sampah yang masuk ke TPS tidak terpilah. Setelah diterapkan Serbu Gass, masyarakat mulai memilah sampah dan menyetorkan sampah yang bernilai ekonomis ke Bank Sampah sehingga terjadi pengurangan sampah yang masuk ke TPS sebesar 24.497,8 ton hingga akhir tahun 2020.
Sesi kedua dibuka oleh Kabupaten Gunung Mas Jaya dengan terobosan Berantas dan Eliminasi Penyakit Tuberkulosis melalui Bell Box Dering Kesembuhan (Bell Box TB Berkesan). Bupati Gunung Mas Jaya Samaya Monong menyampaikan Bell Box TB Berkesan adalah metode pengawasan minum obat yang diawasi dengan pemantauan dari Puskesmas atau Pustu terdekat dan dilengkapi dengan sarana jam weker, kalender pengobatan, dan boks. Metode inovasi Bell Box TB Berkesan merupakan sebuah metode pengawasan yang dilengkapi dengan sarana penunjang seperti jam weker/alarm, berguna sebagai bell atau alarm pengingat yang diberikan kepada Pengawas Menelan Obat (PMO) sebagai pengingat waktu penderita harus menelan obat.
Selanjutnya penggunaan Kalender Pengobatan, merupakan kalender yang dibuat sesuai dengan jadwal pengobatan penderita. Pada dua bulan pertama merupakan tahap intensif dimana penderita harus meminum obat setiap hari dengan dosis yang sudah ditentukan sesuai berat badan penderita dan empat bulan selanjutnya merupakan tahap lanjutan dimana penderita harus menelan obat tiga kali seminggu. Metode lainnya dengan boks/kotak/kardus, terdiri dari tiga boks yang terdiri dari satu boks obat penderita, satu boks sampah pembungkus obat yang berguna untuk mengevaluasi apakah obat sudah diminum dengan menghitung pembungkus obat yang sudah dibuka, dan satu boks tempat leaflet informasi TB.
Kemudian Kabupaten Kotawaringin Barat membawa dua inovasi sekaligus pada tahap presentasi. Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah menuturkan inovasi pertama Batako Plastik (Batik) merupakan terobosan yang dibangun dengan memanfaatkan sampah plastik yang diolah menjadi batako. keunggulan dari Batako Plastik ini adalah bahan baku yang murah dan mudah didapat. Kemudian berbasis masyarakat, dimana pembuat Batik ini adalah kelompok masyarakat kemudian digunakan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Inisiatif Batako Plastik baru diaplikasikan oleh Bank Sampah Induk Berkah Jaya Plastindo di Kabupaten Kotawaringin Barat untuk pembangunan musala dan MCK. Pengolahan Batako Plastik juga dipresentasikan pada waktu ada tamu kunjungan ke Bank Sampah induk.
Inovasi kedua Kabpaten Kotawaringin Barat, yakni Silahkan Datang Kami Melayani Melalui Kerjasama Online Di Kabupaten Kotawaringin Barat (Sida' Kam Kobar) menjadi penutup di hari ketigabelas. Disampaikan bahwa ini bertujuan memberikan kemudahan dan mendekatkan pelayanan administrasi dokumen kependudukan kepada masyarakat di desa/kelurahan, melalui penggunaan teknologi informasi (Linktree, Google Form, dan WhatsApp) tanpa turun langsung ke kantor Disdukcapil.
“Sida' Kam Kobar diharapkan mampu memfasilitasi hambatan yang ada, tanpa membedakan gender, faktor usia, maupun status masyarakat. Memberikan layanan yang mudah tanpa harus turun langsung ke kantor pelayanan, murah, terbuka, efektif, dan efisien,” pungkasnya. (byu/HUMAS MENPANRB)