Pin It

20220705 KIPPHari8Tangkapan layar suasana Presentasi dan Wawancara KIPP Tahun 2022 hari ke-8 saat Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X saat mempresentasikan Difagana (Difabel Siaga Bencana), Pioner Penanggulangan Bencana Berbasis Inklusi secara virtual, Selasa (05/07).

 

JAKARTA – Tahap presentasi dan wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) telah memasuki minggu kedua. Sembilan inovasi dari daerah Provinsi D.I Yogyakarta dan Jawa Timur mendominasi tahapan yang kini berada di hari ke-8, Selasa (05/07). Tak ketinggalan, Kota Tegal dari Jawa Tengah turut unjuk gigi di hadapan para juri.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal membuka tahap ini dengan membawakan dua inovasi terkait pendidikan. Inovasi pertama yang dipaparkan adalah Gerakan Ayo Sekolah Lagi yang Terintegrasi dengan Pelayanan Pendidikan Kejar Paket dan Inklusi atau disebut Asela Dijaketi.

Program ini melaksanakan pendekatan pelayanan pendidikan kejar paket di kelurahan melalui Si Abang Belajar (Sanggar Kegiatan Bangkit Belajar) dengan melibatkan penilik, tutor, guru, relawan pendidikan, dan mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajarannya. “Juga ada pelayanan pendidikan inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) melalui SKB Inklusi yang disertai asesmen diagnosa kategori inklusi oleh psikolog profesional, sehingga akan mendapatkan pelayanan pendidikan inklusi sesuai dengan kebutuhannya,” ujar Sekretaris Daerah Kota Tegal Johardi dalam presentasinya.

Dalam kurun waktu setahun pelaksanaannya, Asela Dijaketi berhasil menurunkan angka putus sekolah (APtS), rata-rata putus sekolah (RLS), dan harapan lama sekolah (HLS) di Kota Tegal. Motivasi anak tidak sekolah dan rentan putus sekolah pun turut meningkat. Adanya program ini membuat akses pelayanan pendidikan kejar paket di Kota Tegal menjadi mudah dijangkau, berkualitas, setara, dan merata.

Presentasi dilanjutkan dengan inovasi Elika Samasta dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan UPTD SMPN 1 Kota Tegal. Elika Samasta merupakan singkatan dari Layanan Inovasi Berbasis Inklusi Sosial. Inovasi ini hadir sebagai transformasi dari perpustakaan Eka Pustaka milik sekolah yang mengembangkan aplikasi e-library untuk memudahkan siswa, guru, alumni, dan orang tua murid dalam mengakses bahan bacaan. Inovasi ini juga menjadi alternatif solusi dalam mengatasi berkurangnya pengetahuan (learning loss) yang terjadi pada anak-anak sekolah pada masa pandemi Covid-19. 

20220705 KIPP Hari ke 8

Inovasi ini juga menghadirkan program Sata Sabugi (Satu Tahun Satu Buku Antologi) yang melibatkan semua warga sekolah. Dalam paparannya, Johardi menjelaskan bahwa mulai dari kepala sekolah hingga petugas kebersihan dapat ikut serta mengirimkan karya tulisnya guna mendukung tercapainya program ini.

Selain itu juga terdapat taman baca bagi masyarakat dengan memanfaatkan gazebo yang berada di luar pagar sekolah. Hal ini bertujuan untuk menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua kalangan. 

Selanjutnya, Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta memaparkan inovasi Difagana (Difabel Siaga Bencana), Pioner Penanggulangan Bencana Berbasis Inklusi. Inovasi ini lahir dengan dasar konsep peer-to-peer, yakni memberdayakan difabel untuk sesama penyandang disabilitas.

Konsep peer-to-peer ini merupakan hal baru, baik dalam konteks disabilitas maupun penanggulangan bencana. “Dengan konsep tersebut, membuat Difagana unggul dalam memelopori manajemen bencana berbasis inklusi, memiliki cara tersendiri dalam mengomunikasikan layanan pada penyandang disabilitas, memiliki empati dan sensitivitas dalam memahami kebutuhan sesamanya, serta mampu memetakan kebutuhan penyangdang disabilitas korban bencana untuk menyediakan layanan yang tepat, berkualitas, aksesibel, dan setara,” jelas Gubernur D.I Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Sejak tahun 2017 hingga 2022, sebanyak 125 anggota Difagana telah memperoleh peningkatan kapasitas dan kecakapan khusus penanggulangan bencana secara berkala dari Dinas Sosial D.I Yogyakarta. Mereka bersiaga di 47 dari 58 kecamatan yang rawan bencana di wilayah DIY. Kepiawaian anggota Difagana yang identik dengan keterbatasan karena disabilitas, memberikan motivasi tersendiri bagi para korban bencana untuk bangkin dari keterpurukan. 

Bantul Seroja (Sehat Ekonomi Meningkat Karo Jamu), menjadi inovasi berikutnya yang mewarnai KIPP hari ini. Sebagai warisan budaya yang dipercaya sebagai penambah daya tahan tubuh, hanya 4,5 persen produsen jamu yang memiliki izin. Masih banyak pembuat ramuan jamu yang belum terdaftar dan berdampak pada keamanan pangan bagi masyarakat pemanfaat jamu. 

Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Dinas Kesehatan mengembangkan sistem kesehatan tradisional secara progresif sejak tahun 2020. Penyelenggaraannya dimulai di lima puskesmas dan pengembangan pelayanan kesehatan tradisional empiris melalui pemberdayaan masyarakat dengan pembentukan dusun asuhan mandiri kesehatan tradisional.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan terobosan ini menjadi salah satu yang dikembangkan untuk menjawab tantangan di masa pandemi Covid-19. Pada saat banyak masyarakat yang tertular dan harus isolasi mandiri maupun terpusat, ramuan jamu yang diproduksi dari kelompok-kelompok yang ada di padukuhan ini menjadi minuman kesehatan yang dipercaya meningkatkan imunitas masyarakat. Hal itu juga kemudian berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat kelompok pembuat jamu.

Kabupaten Sleman menunjukkan kebolehannya dalam memperbaiki aksesibilitas layanan sosial agar lebih mudah dijangkau setiap masyarakat, yakni melalui inovasi Lasamba (Layanan Sambang Warga). “Adanya inovasi ini membuat warga bisa tetap mendapatkan pelayanan meskipun tidak hadir langsung ke Dinas Sosial. Ini meningkatkan kualitas birokrasi kita, sehingga menjadi lebih responsif dengan melakukan jemput bola untuk menyelesaikan masalah,” imbuh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.

Tindak lanjut dari Lasamba diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, antara lain pemberian bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS), pengusulan data kemiskinan, penanganan lanjut usia, dan lainnya. Inovasi dari Dinas Sosial Kabupaten Sleman inimendukung adanya percepatan proses pelayanan publik sehingga menjadi solusi bagi warga yang membutuhkan dalam mendapatkan layanan sosial dengan cepat dan tepat. 

Inovasi berikutnya adalah Mata Hati (Masyarakat Tangguh Sehat Jiwa) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Program ini terlaksana karena tingginya kasus kesehatan jiwa, potensi masalah kesehatan jiwa, serta keterbatasan konseling yang dapat diberikan di Puskesmas. Inovasi ini sekaligus menutup sesi pertama presentasi dan wawancara KIPP hari ini. 

Mata Hati memberikan akses pelayanan kesehatan jiwa komprehensif yang berkualitas, setara, merata, berkeadilan, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat dengan prioritas kepada kelompok rentan. Di masa pandemi Covid-19, pelayanan diberikan berupa telekonsultasi online psikolog gratis. 

Adaya layanan konsultasi psikolog di puskesmas berhasil meningkatkan kualitas layanan publik kesehatan dasar. Masyarakat dari berbagai kalangan sangat mudah mendapatkan layanan konsultasi psikologi yang nyaman dan terjangkau. 

20220705 KIPPHari8 2

Sesi kedua presentasi dilanjutkan oleh Provinsi Jawa Timur dengan dua inovasi. Inovasi Eko-Tren mengawali paparan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak pada kesempatan tersebut. Eko-Tren merupakan singkatan dari Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pesantren. 

Eko-Tren dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan ekosistem pesantren melalui tiga pilar, yakni pesantrenpreneur, santripeneur, dan sosiopreneur. Program ini terlaksana dengan sinergi dan kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah provinsi, pemerintah daerah, akademisi, BUMD, dan pihak swasta.

Inovasi Eko-Tren mampu mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. “Eko-Tren mampu meningkatkan kontribusi kepada pesantren sebesar 30 hingga 75 persen dari kebutuhan operasional pondok pesantren,” jelas Emil. 

Terobosan berikutnya yang dipaparkan oleh Provinsi Jawa Timur adalah Under Water Restrocking (UWR). UWR menjadi satu-satunya inovasi dalam kategori khusus dalam presentasi hari ini. Sejak ditetapkan sebagai Top Inovasi Terpuji pada tahun 2016, UWR yang semula berfokus pada pemulihan sumber daya ikan, sekarang menjadi UWR 2.0 untuk menjaga ekosistem laut dan peningkatan pendapatan masyarakat pesisir.

UWR 2.0 dilaksanakan dengan pendekatan Ekonomi Biru yaitu pemanfaatan sumberdaya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan dan mata pencaharian sekaligus pelestarian ekosistem laut. UWR 2.0 di Jawa Timur telah diterapkan di Kabupaten Banyuwangi, Situbondo, dan Trenggalek, disamping itu sudah direplikasi oleh provinsi lain, yaitu salah satunya Provinsi Maluku Utara.

20220705 KIPPHari8 1

Menutup presentasi dan wawancara KIPP 2022 hari kedelapan adalah inovasi Gardu IVA (Gerakan Serdadu IVA) dari Kabupaten Gresik. UPT Puskesmas Duduksampeyan memberikan akses pelayanan yang terjangkau, berkualitas, dan merata bagi masyarakat melalui POS GARDU IVA (Pustu, Ponkesdes, sekolah, rumah pasien, dan tempat terjangkau lainnya) yang ada di masing-masing desa menggunakan peralatan yang portable

Para Serdadu IVA yang terdiri dari pengurus dan anggota IPPNU, Fatayat, Muslimat, Aisiyah, PKK, kader, Babinsa dan Babinkamtibmas bergotong royong memberikan sosialisasi dan pemeriksaan IVA oleh tenaga kesehatan. Selain itu, GARDU IVA juga memberikan kemudahan dalam tindak lanjut pemeriksaan deteksi kanker leher rahim. “Apabila ditemukan hasil positif, klien bisa melakukan pengobatan krayoterapi yang dilakukan petugas Puskesmas. Biaya pemeriksaan IVA  juga terjangkau dengan hasil pemeriksaan yang lebih cepat (1 menit)”, pungkas Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. (nan/HUMAS MENPANRB)