Pin It

 20170125 lhe sakip 1 3

BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung berhasil mempertahankan capaian dalam implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan predikat A yang sudah tersemat sejak tahun lalu. Hal tersebut mengukuhkan posisi Kota Bandung sebagai salah satu Kota pemiliki tata kelola pemerintahan yang akuntabel.

Selain itu, Pemkot Bandung juga telah mengimplementasikan sistem e-budgeting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Hal tersebut dilakukan guna mencapai sasaran strategis yang telah dutetapkan dan bermuara pada pelayanan publik yang lebih berkualitas.

"Dengan e-budgeting, sekarang kami bisa menemukan anggaran siluman. Kalau dulu rencana detail itu ada di akhir, sekarang secara logikanya kita ubah, pendetailan ada di awal proses permohonan anggaran. Terbukti saat ini belanja langsung kami kepada masyarakat 61%, hemat 1 triliun," kata Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam Sharing Session Penyerahan Laporan Hasil Evaluasi SAKIP oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) di Bandung, Rabu (25/01).

Kementerian PANRB juga mencatat bahwa Pemkot Bandung telah melakukan penghematan dalam penggunaan anggaran sebesar 35% atau setara dengan 2 Triliun rupiah melalui pengintegrasian sistem perencanaan, penganggaran, dan manajemen kinerja. Melalui pengintegrasian tersebut, Kota Bandung melakukan refocusing kegiatan yang berimplikasi pada berkurangnya jumlah kegiatan menjadi 4.814 kegiatan di tahun 2017 dari sebelumnya 5.701 kegiatan di tahun 2016.

Dengan demikian, Pemkot Bandung juga telah berhasil mendorong praktik penerintahan yang baik (better practice government) melalui penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja (e-performance based budgeting).

Walikota yang akrab disapa Kang Emil tersebut juga tidak puas begitu saja setelah berhasil mengimplementasikan SAKIP dengan baik. Menurutnya, saat ini Pemkot Bandung juga telah menerapkan tunjangan berbasis kinerja.

"Dengan menerapkan tunjangan berbasis kinerja, maka pendapatan pegawai yang sering masuk dan jrang masuk berbeda, yang mencapai target dan tidak mencapai target juga beda, yang mencapai target tetapi objeknya sulit dan objeknya mudah juga beda. Sekarang daya saing kami tidak kalah dengan swasta," ujarnya.

Emil juga turut memberikan kisi-kisi kepada pemerintah daerah lainnya agar sukses membangun dan menerapkan SAKIP guna mempercepat capaian reformasi birokrasi. Dikatakannya, setiap pimpinan memiliki peran penting guna mendorong capaian tersebut.

"Kuncinya pemimpin harus ikut turun, tidak bisa kalau hanya memberikan arahan. SAKIP ini kan kompleks, ini ilmiah, bisa dirunut. Awalnya juga perubahannya tidak signifikan, karena diterjemahkannya hanya rapat, makan, minum di luar," ungkap Emil.

Lebih lanjut, Emil menambahkan bahwa kesuksesan Kota Bandung dalam implementasi SAKIP juga didorong oleh teknologi informasi. "Kalau hanya mengandalkan pemahaman individu, itu terlalu rentan, tapi masuknya teknologi, siapapun Kepala Dinasnya, tidak akan mengandalkan individu, karena kami sudah mensistem. Dalam waktu satu tahun kami alhamdulillah agak lompat dari CC ke A, walaupun kami belum berharap secepat itu, tapi kami dinilai layak. Intinya, strateginya adalah perbanyak kata kolaborasi, kurangi kompetisi, karena kita ini NKRI," ujar Emil. (ars/arl/Humas MenPANRB)