Suasana presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Ruang Sriwijaya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Senin (09/07).
JAKARTA – Pada hari pertama proses wawancara, Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa mengapresiasi seluruh inovator yang hadir dalam presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Ruang Sriwijaya Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Senin (09/07). “Kami mengapresiasi inovator-inovator yang mempresentasikan inovasinya di hari pertama ini,” ujarnya.
Pada sesi pertama, lima inovator menghadiri wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018. Kelima inovator tersebut terdiri dari dua unit kerja dari Kementerian Sekretariat Negara, dua dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dan satu dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Inovasi pertama dari Kementerian Sekretaris Negara berjudul ‘Monitoring Penanganan Pengaduan Masyarakat’, yang merupakan inovasi dari Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat, Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan. Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Hadi Nugroho mengatakan bahwa inovasi ini menerapkan model penanganan pengaduan yang tidak hanya bersifat “kantor pos”, melainkan memiliki implikasi yang lebih riil. Inovasi ini merupakan metode turun ke lapangan dengan melibatkan secara langsung tidak hanya instansi terkait, tapi juga pihak pengadu maupun yang diadukan dalam proses pencarian upaya penyelesaian masalah dengan mengedepankan win-win solution.
Sedangkan Inovasi kedua, berjudul ‘Three Wonderfull Journey’ Hutan Kota Kemayoran, yang merupakan inovasi dari Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran. Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran Dwi Nugroho menjelaskan, Three Wonderful Journey mewakili 3 karakter utama hutan kota Kemayoran sebagai sarana rekreasi, edukasi, dan konservasi di tengah kota. Semula, kondisi hutan yang letaknya berdekatan dengan pemukiman penduduk itu tidak terawat. Inovasi dimulai dari pengerukan sedimentasi lumpur, pembersihan eceng gondok, pembersihan sampah secara rutin, hingga perbaikan sistem pemeliharaan dengan mengikutsertakan peran aktif masyarakat sekitar. Dengan inovasi ini, kini hutan kota Kemayoran menjadi ruang terbuka hijau berkelanjutan.
Sementara itu, inovasi ketiga yang tampil pada sesi pertama ini berjudul Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Indonesia: Upaya dalam Memperluas Jangkauan Pendidikan Berkualitas. Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis menjelaskan inovasi ini untuk memecahkan permasalahan ketimpangan distribusi pendidikan di Indonesia dengan tujuan untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi semua kalangan, tanpa batasan dimensi ruang dan waktu. Inovasi pendidikan berbasis daring yang dapat digunakan seluruh lapisan masyarakat baik nasional maupun internasional, terbagi dalam 3 bagian, yaitu Open Content, pelayanan materi-materi video rekaman kuliah umum yang dapat bebas diakses oleh publik, Online Course kuliah daring yang dapat diambil mahasiswa perguruan tinggi mitra UI, dan Open Course mata kuliah di UI selama satu semester yang dapat diakses oleh umum.
Sedangkan inovasi keempat berjudul SIMonev (Sistem Informasi Monitoring & Evaluasi) Program, Kegiatan, dan Anggaran Kemenetrian Ristek Dikti, yang merupakan inovasi dari Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ainun Naim, inovasi ini digunakan oleh pimpinan Kemenristekdikti untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara efisien dan cepat terhadap kinerja program, kegiatan/output, anggaran, pengadaan barang dan jasa, serta penerimaan Uang Kuliah Tunggal (UKT). SIMonev dikembangkan dan digunakan untuk mempermudah Unit Kerja di lingkungan Kemenristekdikti dalam menetapkan, melaporkan, serta mengukur kinerja program dan anggaran secara efisien dan cepat. Keunggulan lain dari SIMonev adalah interkoneksi dengan aplikasi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yaitu Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) dan Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM SPAN).
Adapun inovasi kelima berjudul Sistem Perizinan Online dan Pelayanan Prima Ditjen PPI Hebat Andal Berbasis Teknologi Informasi (SIPPP DI HATI), yang merupakan inovasi dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika Ahmad M. Ramli menjelaskan dengan inovasi ini mengubah sistem perizinan dari sebelumnya bersifat manual menjadi sistem perizinan online sehingga lebih transparan, proses cepat, akses mudah, minimalisasi resiko, keamanan terjamin dan lebih efisien. Pelaksanaan pelayanan prima tersebut dilakukan melalui beberapa produk inovasi di lingkungan Ditjen PPI antara lain Sistem Layanan Online Perizinan Penyelenggaraan Pos dan Informatika (e-Licensing), Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pelimpahan Kewenangan, dan Call Center 159. (rr/HUMAS MENPANRB)