Wali Kota Malang Sutiaji saat mempresentasikan inovasi Si Ikan Nila dalam Presentasi dan Wawancara KIPP tahun 2021, secara virtual, Kamis (08/07).
JAKARTA – Beragam inovasi pelayanan publik dari Provinsi Jawa Timur masih meramaikan Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2021. Memasuki hari kesembilan, Kamis (08/07), sembilan kabupaten dan kota dari Jawa Timur menampilkan inovasi terobosannya di hadapan Tim Panel Independen.
Sesi pertama diawali inovasi dengan kategori pelayanan publik responsif gender dari Kota Pasuruan, yaitu Pemenuhan Status Hayati Dokumen Administrasi Kependudukan & Perkawinan (Pasti Daku Kawin). Inovasi Pasti Daku Kawin bertujuan meningkatkan cakupan kepemilikan Kutipan Akta Perkawinan dan kepemilikan Kartu Keluarga dan KTP-el untuk perubahan status kawin (kawin tercatat). Pasti Daku Kawin meliputi tiga varian inovasi, yaitu Ups Kawin, Pelaminan, dan Pendekar.
Keunikan inovasi ini ada pada varian inovasi Pendekar yaitu penerbitan Kutipan Akta Perkawinan, KK, dan KTP-el Braille berstandar nasional untuk penduduk tunanetra. Keunikan lainnya pada Pelaminan (Pelayanan Jemput Bola Perkawinan) yaitu pemohon mendapatkan satu paket (7 in 1) pada pencatatan perkawinan antara lain KK 3 dokumen, KTP-el 2 dokumen, dan Kutipan Akta Perkawinan 2 dokumen. “Dampaknya cakupan kepemilikan akta perkawinan di Kota Pasuruan dari 66,73 persen pada tahun 2014 menjadi 99,75 persen pada tahun 2020,” ujar Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf.
Pemerintah Kota Batu melanjutkan presentasi berikutnya dengan inovasi Sistem Informasi Pariwisata Batu Pengembangan Ekonomi Kreatif (SIP Banget). Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, SIP Banget memberdayakan masyarakat desa melalui pengembangan UMKM dan industri ekonomi kreatif berdasarkan potensi wisata di desanya dengan dukungan Dinas Pariwisata, perangkat desa, organisasi desa, dan masyarakat desa. Promosi potensi wisata yang ada dilakukan melalui situs https://pariwisata.batukota.go.id untuk memudahkan wisatawan mengetahui potensi pariwisata, produk UMKM, dan industri kreatif yang ada di Desa Wisata Kota Batu.
Inovator ketiga yang tampil adalah Pemkot Malang, dengan inovasi Si Ikan Nila (Sentra Intensif Budidaya Ikan Nila Sistem Bioflok). Si Ikan Nila dirintis di Kelurahan Bakalan Krajan Kec. Sukun, Kota Malang, untuk meningkatkan perekonomian warga yang mayoritas memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik dan buruh bangunan. Pola kerja Si Ikan Nila terintegrasi berbasis kewilayahan dan kelompok swadaya masyarakat, mulai dari penyediaan bibit, kolam terpal, peralatan, proses media air, pakan, pendampingan selama masa budidaya hingga masa panen dan pengolahan pascapanen.
Metode bioflok memaksimalkan lahan sempit dengan kolam terpal, bisa tebar padat, tidak perlu ganti air, tidak berbau, dan masa panen dicapai dalam 4-5 bulan. Si Ikan Nila berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat pekerja sektor informal, menurunkan tingkat pengangguran, dan meningkatkan gizi masyarakat. “Yang menarik dari inovasi ini adalah pembudidaya yang mayoritas generasi milenal,” ungkap Wali Kota Malang Sutiaji.
Pemkot Probolinggo mendapat kesempatan berikutnya dengan membawakan inovasi Pelita Si Abah (Pemanfaatan Limbah Tahu sebagai Alternatif Bahan Bakar Murah dan Ramah Lingkungan). Sekretaris Daerah Kota Probolinggo Ninik Ira Wibawati mengatakan, jumlah industri tahu di Kota Probolinggo lebih dari 10 IKM dengan produksi rata-rata 500 kg/hari yang menghasilkan air limbah dan berpotensi melepas gas metana yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup pun berinisiatif melakukan pengolahan limbah industri tahu menjadi gas bio yang bernilai ekonomis. Biogas yang dihasilkan dari limbah tahu kemudian dapat dimanfaatkan warga sekitar dengan biaya yang murah sebesar Rp20.000, untuk pemakaian kebutuhan rumah tangga sebulan penuh tanpa batasan.
Presentasi selanjutnya oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas yang mempresentasikan inovasi Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga (Puting Si Naga). Pada saat panen raya, produksi buah naga di Kab. Banyuwangi melimpah, sehingga mengakibatkan harga turun. Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Banyuwangi akhirnya menggagas pembuahan buah naga diluar musim menggunakan cahaya lampu LED sebagai penambahan penyinaran untuk mengatur waktu pembungaan sehingga dapat terjadi panen diluar musim secara produktif. Petani buah naga dapat memenuhi permintaan buah naga meskipun di luar musim dan bisa mendapat keuntungan dari harga buah naga yang lebih tinggi dibandingkan pada saat panen di musimnya.
Presentasi dan wawancara sesi pertama ditutup oleh inovasi Rujukan Terintegrasi Infark Miocard dan Kasus Emergency Jantung dengan Penanganan Komprehensif (Ritmik Enerjik). Sekretaris Daerah Kab. Bojonegoro Nurul Azizah menyampaikan, Ritmik Enerjik dimulai dari penanganan pasien kegawatdaruratan jantung di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), langsung dikonsultasikan ke spesialis jantung di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) melalui grup WhatsApp Ritmik Enerjik. Data klinis maupun penunjang pasien dikirimkan melalui pesan WA. Implementasi inovasi ini terbukti mampu menurunkan angka kematian yang diakibatkan serangan jantung dan kasus kegawatdaruratan jantung lainnya.
Inovasi Gerakan Lima Langkah (Germala) Trik Jitu Cinta Baca Kab. Bondowoso membuka presentasi dan wawancara sesi kedua. Bupati Bondowoso Salwa Arifin mengungkapkan inovasi ini dilatarbelakangi kondisi SDN Pancuran 1 Kab. Bondowoso yang tidak memiliki perpustakaan sehingga mengakibatkan minat membaca siswa rendah. Akhirnya digagaslah inovasi untuk meningkatkan minat baca siswa. Terdapat lima kegiatan Germala, yaitu Gerbong Maut (Gerobak Mini Membaca Rutin) yang menyediakan sarana di perpustakaan mini gerbong maut, sekaligus menyusun jadwal membaca di pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran PJOK, Omsuba (Optimalkan Sudut Baca), Kegiatan Sa Pu Sa Ma (satu puisi satu manisan), Mimi Berani (Mimbar Mini Berani), sebagai ajang melatih karakter siswa untuk berani tampil di depan temannya, serta Kera Gantung (Keranjang Gantung) yang menyediakan sarana di keranjang gantung berupa buku referensi.
Berikutnya, inovasi Sistem Informasi Program Pendataan Rumah Tidak Layak Huni (SIGAP-RTLH) yang digagas Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kab. Gresik. Inovasi yang dipaparkan oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani ini merupakan sistem informasi berbasis web dan Android yang bertujuan untuk untuk menanggulangi permasalahan permukiman pada penanganan RTLH. SIGAP-RTLH berisi basis data terpadu kemiskinan dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan data RTLH usulan desa/kelurahan yang telah dimutakhirkan. SIGAP-RTLH mampu melakukan pengecekan identitas yang terintegrasi dengan data kependudukan Dispendukcapil untuk menyajikan data akurat calon penerima bantuan serta database terpilah untuk membedakan data RTLH yang sudah maupun yang belum tertangani.
Presentasi dan Wawancara hari kesembilan KIPP 2020 hari kesembilan ditutup oleh Bupati Jombang Mundjidah Wahab yang membawakan inovasi Sekolah Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah (Segara Samawa). Kriteria peserta Sekolah Keluarga diutamakan pasangan usia subur, baru menikah, dan orang tua yang memiliki anak usia 0-18 tahun. Pembelajaran Sekolah Keluarga mendatangkan psikolog/motivator sebagai fasilitator atau narasumber. “Melalui Sekolah Keluarga, anggota dilatih pemahaman dan kesadaran untuk menciptakan keharmonisan keluarga dan kelompok masyarakat di lingkungannya,” pungkas Mundjidah. (del/HUMAS MENPANRB)