Pin It

20161110 menteri busan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur didampingi Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Rini Widyantini serta Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa mengadakan pertemuan bilateral (bilateral meeting) dengan World Bank dan Republik Azerbaijan di Busan, Korea, Kamis (10/11).

BUSAN – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur akan menerapkan konsep layanan inovatif Azerbaijan Service and Assessment Network (ASAN) di Indonesia. “Saya berharap Azerbaijan mendukung Indonesia untuk mentransfer konsep inovatif dari layanan ASAN Service,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur saat melakukan pertemuan dengan perwakilan dari Azerbaijan di Busan, Republik Korea, Kamis (10/11)

ASAN Service telah menciptakan model inovatif pelayanan publik, di mana berbagai layanan instansi pemerintah dan perusahaan swasta tersentral dalam satu pusat layanan, yakni ASAN Service center.

Pertemuan ini adalah tindak lanjut dari kunjungan Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa ke Azerbaijan pada tanggal 2 November 2016 lalu. Kunjungan tersebut melahirkan motivasi besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik seperti yang dilakukan Azerbaijan.

Menteri Asman yang didampingi Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Rini Widyantini dan Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa mengatakan bahwa akan mentransfer ilmu dan pengalaman Republik Azerbaijan dalam meningkatkan pelayanan publik, khususnya ASAN Service. “Yang akan ditransfer adalah ide, pola kelembagaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, teknologi, sistem informasi dan proses bisnis,” kata Asman.

Menteri Asman mengimbuhkan bahwa teknologi informasi merupakan salah satu hal penting untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik namun Menteri berharap Indonesia tetap menjaga kearifan lokalnya. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Asman menceritakan beberapa inovasi pelayanan publik di Indonesia yang dapat ditiru oleh Republik Azerbaijan, salah satunya inovasi yang dimiliki Kabupaten Bintuni, Program Pengendalian Malaria melalui Sistem EDAT.

Sejauh ini, ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan lebih jauh lagi dalam mentransfer inovasi antar negara seperti kondisi demografi yang sangat berbeda. Ini bisa dilihat dari ukuran daerah dan jumlah penduduk Azerbaijan dan Indonesia. “Kita perlu melihat kondisi tersebut sebagai pengingat dan pertimbangan dalam merancang kerja sama, bukan sebagai penghalang,” ujar Menteri Asman.

Menteri Asman berharap bahwa pertemuan ini akan membawa hasil yang signifikan bagi kedua negara. (rr/HUMAS MENPANRB)