Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas saat ramah tamah bersama seluruh anggota Tim Panel Independen KIPP Tahun 2022 di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Kamis (15/09).
JAKARTA - Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang rutin digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) melahirkan banyak inovasi dari berbagai instansi. Namun inovasi-inovasi tersebut belum tersebar secara merata terutama ke daerah yang masih tertinggal. Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas bertekad melakukan pemerataan agar inovasi terbaik bisa dirasakan nyata oleh masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Menteri Anas saat ramah tamah bersama seluruh anggota Tim Panel Independen KIPP Tahun 2022 di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Kamis (15/09). "Ukurannya adalah yang berdampak. Tugas saya mereplikasi contoh-contoh baik yang ada di daerah," ungkap Menteri Anas.
Replikasi inovasi yang baik tidak hanya disebarkan ke daerah. Namun, bila ada terobosan yang tepat, Menteri Anas juga akan menerapkannya pada internal Kementerian PANRB untuk akselerasi kinerja.
Menteri Anas mengisahkan saat ia memimpin Kabupaten Banyuwangi, banyak inovasi yang diciptakan masuk dalam daftar Top Inovasi KIPP. Hingga kini, Banyuwangi masih menjalankan berbagai inovasi tersebut meski sudah berganti pimpinan.
Daerah yang berhasil menciptakan inovasi sebaiknya menjadi 'guru' bagi daerah lain yang ingin mereplikasi suatu inovasi. "Tradisi inovasi yang bapak ibu harapkan sudah dijalankan. Mempertahankan itu yang susah. Praktik-praktik ini harus dipertahankan," tegas Menteri Anas.
Pada pertemuan itu, anggota Tim Panel Independen, Eko Prasojo menyampaikan kompetisi ini perwujudan reformasi birokrasi kepada masyarakat. Birokrasi yang sehat sebaiknya memang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai penerima pelayanan.
Eko, yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia ini memberi usulan agar ajang KIPP juga menjaring inovator sukses untuk menjadi mentor bagi daerah lainnya. "Daerah yang dapat Top Inovasi jadi mentor bagi daerah lain. Kita berikan penghargaan kepada inovator itu jika berhasil membantu mengimplementasikan inovasinya di daerah lain," jelas Eko.
Hampir setiap tahun, inovasi terbaik dari ajang KIPP ikut berkompetisi pada United Nations Public Service Awards (UNPSA). Namun tahun ini UNPSA tidak digelar karena akan dilakukan evaluasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa menjelaskan, inovasi karya anak bangsa tetap akan berkompetisi pada ajang internasional. Tahun ini, aplikasi PeduliLindungi dan Jakarta Kini atau JAKI akan ikut dalam kompetisi inovasi yang digelar oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada World Government Summit.
Untuk mengikuti ajang tersebut, dua inovasi yang diajukan melakukan penyesuaian agar sesuai dengan kategori yang dikompetisikan. Pendampingan pun menggandeng pihak profesional yang sudah terbukti. "Tahun ini didampingi oleh United States Agency for International Development (USAID) Erat," ungkap Diah. (don/HUMAS MENPANRB)
