Cikampek (3/8) - Banyaknya instansi BUMN, LSM, parpol, atau perusahaan yang menyediakan fasilitas mudikbareng, diharapkan bisa mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor. Pada gilirannya, hal itu bisa menekan angka kecelakaan lalu lintas, terutama pada kendaraan roda dua. Dalam beberapa tahun terakhir, mudik dengan sepeda motor cenderung semakin meningkat jumlahnya.Di sisi lain, banyaknya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pemudik motor juga semakin melonjak. Bahkan ada sementara pihak yang mengatakan, banyaknya kecelakaan arus mudik dan arus balik, tak ubahnya sebuah bencana nasional. Lepas dari benar tidaknya sinyalemen tersebut, semakin meningkatnya kecelakaan itu cukup memprihatinkan dan perlu ada langkah-langkah serius yang terintegrasi dari semua pihak.
Kakorlantas Polri Irjen Pudji Hartanto mengatakan, pihaknya mengapresiasi mereka yang menyediakanmudik gratis. Sebab, dengan adanya mudik gratis, bisa mengurangi jumlah pemudik motor. "Semoga ini bisa mengurangi angka kecelakaam lalu lintas, ujarnya ketika ditemui di Cikampek, Sabtu (03/08). Di tempat terpisah, Sekretaris Kementerian PANRB Tasdik Kinanto mengatakan, perlunya terobosan agar mudik tidak menimbulkan bencana. Sebab, tradisi mudik yang sudah turun temurun berlangsung bertahun-tahun ini mestinya menjadi sebuah moment yang baik, dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Karena pada hakekatnya, mudik itu untuk bersilahturahmi dengan kerabat dan handai taulan di kampung halaman. "Disini peran pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik dapat lebih dimaksimalkan. Karena setiap terjadi kesalahan atau kekurangan, yang disalahkan pastilah pemerintah," ujarnya. Lebih lanjut, Tasdik mengajak jajaran birokrasi untuk bersama-sama mencari akar permasalahan yang selalu terjadi tiap kali dating musim mudik. Khususnya mudik lebaran. Dalam hal ini, semua pihak perlu melakukan kajian terhadap bidang tugas masing-masing. Selanjutnya dikolaborasikan satu sama lain menjadi sbeuah kebijakan yang komprehensif. Namun disadari bahwa untuk kesana, tidak semudah membalik telapak tangan. Harus ada perencanaan yang matang pada masing-masing pihak, harus berpikir secara makro. Tidak mengedepankan ego masing-masing. (TIM LIPMUDYANLIK)