REMBANG - Mudik lebaran biasanya memberikan harapan bagi nelayan terutama di Jalur Pantura Jawa. Namun untuk tahun ini, tampaknya kenyataan tidak seindah yang dibayangkan. "Sampai saat ini pemudik masih sepi yang lewat sini, padahal tahun-tahun sebelumnya selalu ramai, sehingga kami juga kecipratan rejeki," ujar Ahmad Rois Fauzi, seorang nelayan di Kampung Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Selasa (06/08).
Memang, Fauzi sudah tidak melaut lagi. Kini dia menyediakan logistik untuk para nelayan dan membuka warung ikan bakar di tepian Jalur Pantura, tidak jauh dari Makam Sunan Bonang. Pada kawasan Teluk Bonang, ratusan kapal ikanitampak tidak melakukan aktivitas penangkapan ikan. Para nelayan menyambut datangnya Idul Fitri 1434 H.
Namun semua itu tidak mengurangi kegiatan sehari-hari para nelayan dalam mencari nafkah, seperti halnya yang dilakukan oleh Fauzi, dia tetap membuka warung ikan bakar. Di perairan teluk tersebut, tampak beberapa nelayan melakukan pengecatan kapal, ada juga yang memancing, dan lain-lain. Mereka seakan melupakan ribetnya membeli solar yang harus dihadapi saat akan melaut.
Padahal menurut Fauzi, untuk membeli solar bagi para nelayan, harus mendapat surat keterangan dari RT, RW, Kepala Desa, dan Koperasi Unit Desa (KUD). "Kami minta pemerintah supaya solar untuk nelayan dipermudah, kalau bisa disediakan stasiun pengisian bahan bakar khusus untuk nelayan di pelabuhan ini," ujarnya. Ditambahkan, untuk mendapatkan solar saat ini harus menempuh jarak sekitar 1 kilometer.
Dia menampik anggapan sementara pihak, bahwa nelayan sering menjual solar di tengah laut. Terutama saat kalau tidak mendapatkan ikan. "Tidak mungkin para nelayan melakukan itu, karena solar yang kami beli hanya sebatas jarak kami melaut pulang pergi," ungkapnya. Misalnya untuk jarak 140 sampai 160 mill, mereka hanya dapat membeli sepuluh dirigen, atau sekitar 300 meter.
Selain masalah solar, para nelayan di Teluk Bonang juga berharap menambah panjang dermaga yang sudah ada. Sampai saat ini sudah ada dermaga sepanjang 80 kilometer, namun belum mampu menampung kapal-kapal ikan yang bersandar.
Sepanjang Jalur Pantura dari Rembang sampai Tuban yang merupakan jalur utama mudik lebaran, tampak kapal-kapal nelayan tidak melakukan aktivitas. Hal itu menjadi pemandangan menarik bagi para pemudik. (Tim Lipmudyanlik)