Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa bersama para anggota Tim evaluasi , usai acara kick off meeting KIPP 2017 di Kementerian PANRB, Kamis (16/03)
JAKARTA – Antusiasme instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah serta BUMN/D untuk mengikuti kompetisi inovasi pelayanan publik 2017 semakin tinggi. Hingga batas akhir pendaftaran tanggal 10 Maret 2017, tercatat sebanyak 3.054 melakukan pendaftaran melalui Sinovik, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 2.476 inovator.
Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa mengatakan, dari jumlah tersebut, tidak semua berhasil lolos, karena terseleksi oleh mesin. “Hanya ada 1.627 yang berhasil masuk, ” ujarnya dalam acara Kick Off Meeting Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2017 di Jakarta, Kamis (16/03).
Dijelaskan, setelah dilakukan seleksi administraitif, ada 254 inovasi yang tidak lolos. Penyebabnya, karena umurnya belum satu tahun, isian proposalnya tidak lengkap, isian lengkap tapi jawaban asal, serta terdapat judul yang sama untuk lebih dari satu judul proposal.
Kompetisi inovasi pelayanan publik sudah dilakukan sejak tahun 2014, yang diikuti oleh 515 peserta, meningkat menjadi 1.189 pendaftar pada tahun 2015, dan tahun 2016 lalu 2476 peserta. Kegiatan ini merupakan baian dari upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan sistem penilaiannya mengacu pada pola yang diterapkan pada United Nation Public Service Award (UNPSA).
Lebih lanjut Diah Natalisa mengatakan, inovasi pelayanan publik 2017 diarahkan untuk lebih meningkatkan upaya pembentukan inovasi, antara lain dengan memberikan afirmasi kepada daerah kawasan timur Indonesia. “Kami juga akan membentuk hub inovasi pelayanan publik, terutama di kawasan timur Indonesia sebagai pusat pembelajaran dan informasi inovasi pelayanan publik,” imbuhnya.
Kementerian PANRB juga akan mengembangkan transfer of knowledge replikasi inovasi pelayanan publik, terutama dari kawasan barat ke kawasan timur. Semua itu dilakukan mengingat dalam kurun waktu empat tahun terakhir sejak kali pertama digelar kompetisi ini, inovasi dari kawasan timur masih sangat sedikit.
Melalui kebijakan afirmasi dalam kompetisi tahun ini, diharapkan semakin banyak inovasi dari kabupaten/kota dari wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, NTT dan NTB yang bisa masuk dalam Top 99. Namun untuk masuk Top 40 harus lebih ketat lagi.
Diah menambahkan bahwa kompetisi inovasi pelayanan publik ini merupakan kompetisi yang paling prestisiun di tanah air. Selain diikuti oleh ribuan pelayanan publik dari kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, juga melibatkan BUMN maupun BUMD.
Selain itu, proses registrasi dan pengadministrasian serta bantuan penilaian dilakukan secara online, sehingga penilaiannya sangat kredibel dan akuntabel berdasarkan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penilaian dilakukan secara berjenjang, melalui seleksi adminjistrasi oleh sistem aplikasi (SINOVIK), seleksi proposal oleh Tim Evaluasi, dan dilakukan prsentasi dan wawancara oleh Tim Panel Independen, dan dapat diakses oleh publik dengan dokumentasi lengkap.
Kompetisi ini juga menjadi kebanggaan kemenetrian, lembaga, pemda serta BUMN/D. Dari pengalaman tahun lalu, mulai dari Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota serta para Direktur Utama BUMN mempresentasikan langsung inovasinya. (ags/HUMAS MENPANRB)
Inovasi yang lolos seleksi administrasi
No | Instansi | Jumlah |
1 | Kementerian/Lembaga | 333 inovasi |
2 | Sumatera | 153 inovasi |
3 | Jawa | 517 inovasi |
4 | Bali | 34 inovasi |
5 | Kalimantan | 182 inovasi |
6 | Sulawesi | 117 inovasi |
7 | Maluku, Papua, NTB dan NTT | 25 inovasi |
8 | BUMN/BUMD | 12 inovasi |
Jumlah | 1373 inovasi |