Pin It

WhatsApp Image 2017 03 09 at 09.40.58

Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa dalam Lokakarya  Prasubmit dan Submit  Partisipasi Indonesia pada UNPSA 2017, di Surabaya, Kamis (09/03).

 

SURABAYA – Tradisi Indonesia menempatkan finalis dan runner up United Public Services Award (UNPSA) sejak tahun 2014 diharapkan bisa meningkat lagi dalam even yang sama tahun 2017 ini. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)  telah berusaha keras mendorong  para inovator pelayanan publik mengikuti  dan memenangkan penghargaan dari PBB.

Kalau tahun 2015 berhasil menempatkan 5 finalis dan dua runner up, diharapkan tahun ini  akan semakin banyak inovasi pelayanan publik yang berbicara dan memenangkan penghargaan bergengsi di tingkat dunia ini. Harapan itu bukan isapan jempol belaka, mengingat sejak Januari lalu Kementerian PANRB telah menyiapkan 75 inovator pelayanan publik terbaik untuk mengirimkan proposal keikutsertaan dalam UNPSA 2017.

Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa mengatakan, tahun ini merupakan kali ketiga Indonesia ikut serta dalam acara UNPSA, yang merupakan ajang bagi para pemilik inovasi dari berbagai belahan dunia. “Keikutsertaan Indonesia merupakan bentuk eksistensi bangsa sebagai penyelenggara pelayanan publik yang memiliki kualifikasi berstandart internasional,” ujarnya saat membuka Lokakarya Prasubmit dan Submit bersama Partisipasi Indonesia pada UNPSA 2017, di Surabaya, Kamis (09/03).

Lokakarya ini merupakan rangkaian terakhir pembinaan dan fasilitasi Kementerian PANRB dalam rangka partisipasi UNPSA tahun 2017, yang diikuti oleh seluruh inovator dari berbagai instansi pemerintah pusat dan daerah.

Dalam 2 tahun terakhir yakni 2014 dan 2015, Indonesia mampu meraih prestasi yang membanggakan dalam event UNPSA tersebut. Pada tahun 2014 mencatatakan 5 finalis dan tahun 2015 mencatatkan 5 finalis dimana 2 diantaranya mendapatkan penghargaan sekjen PBB sebagai runner up.

Kedua inovasi yang mendapat penghargaan untuk inovasi pelayanan publik terbaik kategori Public Service Delivery yaitu inovasi ‘Kemitraan antara Dukun dengan Tenaga Paramedis dalam Mengatasi Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan’ dari Kabupaten Singkil  dan dalam kategori Penggunaan IT dalam Penyelenggaraan Pelayanan  yaitu Inovasi ‘Pengentasan Kemiskinan oleh UPTPK Kantornya orang Miskin’ dari Kabupaten sragen.

Diah menambahkan, kebanggaan yang pernah ditorehkan oleh kedua daerah itu bisa terulang di Den Haag Belanda pada peringatan Hari Pelayanan Publik Dunia (Public Service Day) tanggal 23 Juni 2017,  saat para finalis dan pemenang UNPSA 2017 seluruh dunia berkumpul di kota tersebut.  Even internasional itu bukan saja pengakuan di Forum PBB, tetapi juga pengakuan dari negara-negara Organization Economic Coorperation and Develompment (OECD) yaitu organisasi negara negara maju. “Meskipun masuk kelompok negara berkembang, tapi Indonesia tengah dipantau oleh OECD,” imbuh Diah.

Dikatakan bahwa Komite UNPSA telah menyampaikan undangan kepada Menteri PANRB untuk menjadi pembicara utama pada peringatan hari pelayanan publik dunia tersebut. “Mudah-mudahan tahun ini peserta dari Indoensia ada yang dipanggil ke atas pentas untuk mendapatkan pengahrgaan pelayanan publik paling prestisius itu,” ujarnya.

Tahun lalu, Kementerian PANRB mengundang inovator yang minimal menjadi finalis UNPSA untuk mengikuti seminar dan awarding ceremony secara gratis. Namun karena keterbatasan anggaran, untk tahun ini Kementerian PANRB belum berani menjanjikan.

Yang pasti, Kementerian PANRB terus melakukan pembinaan pelayanan publik yang dilakukan antara lain melalui seleksi kompetisi inovasi pelayanan publik yang digelar setiap tahun.  Kementerian PANRB secara berkelanjutan juga mendorong inovasi di tanah air memperoleh pengakuan internasional .

Asdep Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik Muhammad Imanuddin mengatakan bahwa hasil evaluasi proposal para inovator untuk mengikuti UNPSA sudah sebanyak 75 inovasi, dimana 38 diantaranya sudah memenuhi kriteria UNPSA 2017. (byu/HUMAS MENPANRB)