Pin It

Seminar Nasional di LAN

Seminar Nasional Urgensi Sistem Inovasi Administrasi Negara di Jakarta.

JAKARTA - Birokrasi di Indonesia dinilai masih seperti komedi putar, meskipun sudah naik dan bergerak, tetapi berhentinya tidak jauh dari tempat semula. Untuk itu, dibutuhkan inovasi agar gerakan yang dilakukan birokrasi benar-benar menuju arah yang diinginkan. 

"Satu inovasi memiliki makna untuk kemajuan bangsa dan negara. Dan mendukung program Nawacita Presiden Jokowi. Impian menjadi birokrasi berkelas dunia pada tahun 2025 tak bisa terwujud tanpa adanya inovasi," kata Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto di Jakarta, Rabu (09/11).

Menurut Adi, seiring dengan teknologi yang terus berkembang dewasa ini, masih terus diperlukan berbagai inovasi baru. Dikatakan, masyarakat dewasa ini sangat dinamis sehingga diperlukan responsivitas atau kepekaan terhadap kebutuhan serta tantangan dinamika yang ada di masyarakat.

Selama ini ASN selalu tertinggal dalam merespon gagasan atau keinginan masyarakat. Untuk itulah dibutuhkan inovasi sebagai bentuk pendekatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Adi mengajak segenap stakeholder baik kementerian dan lembaga maupun pemda untuk menata lebih baik lagi penyelenggaraan pemerintahan melalui inovasi.

Inovasi diharapkan bisa menjadi cara yang efektif untuk mendorong performace daya saing pemerintah. Jangan sungkan menimba pengalaman. Ego sektoral harus dihilangkan. “Selama belum menghasilkan desain inovasi yang baik, jangan malu untuk mereplikasi inovasi yang sudah dihasilkan pemerintah daerah lain," kata Adi.

Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN, Tri Widodo W. Utomo mengatakan, LAN menawarkan konsep baru untuk membangun inovasi dalam satu kesatuan yang lebih holistik, komprehensif dan sistematik yang disebut sistem inovasi administasi negara atau Sinovan.

Ada empat komponen yang tercantum dalam Sinovan yaitu rencana kebutuhan inovasi, kesiapan infrastruktur organisasi, kapasitas organisasi, serta monitoring dan evaluasi dari dampak inovasi. "Inovasi itu harus dibedakan antara program rutin dengan program-program yang tidak biasa, sejauh mana inovasi itu memberikan efek yang tidak biasa," kata Tri Widodo. (ns/HUMAS MENPANRB)