Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Alex Denni dalam Rapat Tindak Lanjut Sinkronisasi Manajemen ASN, di Jakarta, Jumat (02/09).
JAKARTA – Transformasi manajemen aparatur sipil negara (ASN) perlu dilakukan secara menyeluruh atau holistik. Perubahan manajemen ASN melingkupi penguatan budaya kerja, percepatan peningkatan kapasitas ASN, hingga peningkatan kinerja dan penghargaan. Tidak hanya transformasi pada tingkat instansi, setiap individu ASN dipersilakan bereksperimen untuk meningkatkan kinerja organisasi selama tidak melanggar aturan.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN), Lembaga Administrasi Negara (LAN), serta Komisi ASN (KASN) saat ini sedang menyamakan persepsi mengenai transformasi manajemen ASN. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Alex Denni menegaskan, transformasi tidak bisa dilakukan jika ASN masih bekerja secara biasa atau business as usual.
“Silakan bereksperimen. Perlu dilakukan terobosan dalam melakukan transformasi menyeluruh manajemen ASN menuju ASN yang profesional, berkelas dunia, dan berbasis digital,” tegasnya dalam Rapat Tindak Lanjut Sinkronisasi Manajemen ASN, di Jakarta, Jumat (02/09). Alex menerangkan transformasi ini juga meliputi penguatan talent management, perancangan ulang konsep jabatan yang berorientasi kepada pekerjaan masa depan, serta perbaikan sistem perencanaan ASN termasuk sistem rekrutmennya.
Transformasi holistik membutuhkan dukungan teknologi yang memadai. Sebab tidak mungkin dilakukan secara manual untuk menjangkau sekitar 4,2 juta ASN yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ada tiga fondasi utama dalam transformasi, yakni transformasi organisasi, transformasi SDM aparatur, dan transformasi sistem kerja. Digitalisasi jadi hal yang digarisbawahi dalam rapat instansi paguyuban Kementerian PANRB ini.
Dua domain perlu diperhatikan dalam transformasi sistem kerja. Pertama adalah digitalisasi pelayanan publik. Kedua, yaitu digitalisasi proses bisnis, yang dalam hal ini tengah dikembangkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Alex menyatakan, saat ini sedang diusulkan platform tunggal bidang kepegawaian. Aplikasi itu nantinya dipakai sebagai aplikasi umum berbagi pakai yang bisa diakses oleh banyak instansi atau unit kerja.
“Platform tunggal ini menjadi wadah kolaborasi berbasis digital bagi ASN untuk memperoleh layanan kepegawaian dan penerapan human capital dalam ekosistem digital,” jelas Alex.
Transformasi ini tentu diiringi oleh kesejahteraan ASN. Tujuan utama manajemen ini adalah meningkatkan motivasi dan mendorong peningkatan kinerja ASN dalam mencapai tujuan pembangunan. Tujuan kedua adalah menyeimbangkan kesejahteraan ASN dengan kemampuan fiskal. Sedangkan tujuan ketiga adalah memisahkan ASN yang profesional dan kurang profesional, serta menarik minat targeted talent.
Dukungan transformasi ini diungkapkan pula oleh Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen ASN LAN Agus Sudrajat. Agus menyampaikan tantangan berat justru datang dari setiap individu ASN.
Misalnya, masih ada kepala dinas di suatu daerah yang tidak paham untuk menyusun rencana kerja. Oleh karena itu, teknologi harus bisa mencapai seluruh daerah dari Aceh hingga Papua demi mewujudkan transformasi ASN. “Dengan reformasi banyak hal yang harus kita perbaiki bersama. Ini tantangan untuk kita,” jelas Agus.
Dalam rapat paguyuban ini, hadir juga Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian BKN Haryomo Dwi Putranto; Plt. Asisten Deputi Manajemen Talenta dan Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur Kementerian PANRB Syamsul Rizal; Plt. Asisten Deputi Peningkatan Kinerja dan Sistem Penghargaan SDM Aparatur Kementerian PANRB Agus Yudi Wicaksono; serta staf dan jajaran terkait. (don/HUMAS MENPANRB)