Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa menyimak presentasi Kapolres Kapolres Gresik AKBP Adex Yudiswan di Kementerian PANRB, Kamis (25/08)
JAKARTA – Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menyambut baik langkah yang dilakukan Kapolres Gresik AKBP Adex Yudiswan yang akan menerapkan pelayanan publik berbasis teknologi informasi (TI) terintegrasi dengan metode offline dan online. Aplikasi yang masih memilih nama ini dikelompokkan ke dalam 4 pengguna, yakni masyarakat, polisi, mitra kamtibmas dan operator dengan leveling fungsi yang berbeda.
Dengan adanya aplikasi ini, bisa menjadikan pelayanan yang selama ini bersifat pasif menjadi pro aktif. Masyarakat bisa mengisi data secara online seperti pembuatan laporan, dan pelayanan pembuatan SIM dan SKCK.
Deputi Pelayanan Publik Diah Natalisa berpesan, sekecil apapun yang kita lakukan, itu akan dinilai oleh masyarakat. Dengan adanya aplikasi ini, saat semua orang sudah mengenal media sosial, semua sudah paham IT, tentu akan memberikan manfaat besar.
“Inovasi ini bagus. Saya tersanjung mendengarnya, dan mudah-mudahan dapat diterapkan dengan baik, sehingga bisa direplikasi di tempat lain. Tolong dikelola dengan baik agar citra polisi juga semakin baik,” ujarnya saat menerima kunjungan Kapolres Gresik beserta Tim di Kementerian PANRB, Jakarta, Kamis (28/05).
Diah yang didampingi Sekretaris Kedeputian Pelayanan Publik R. Dwiyoga Prabowo dan Asdep Asdep Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Sistem Informasi Pelayanan Publik, Muhammad Imanuddin mengingatkan agar budaya setempat juga diperhatikan, selain infrastruktur dan SDM nya.
Dikatakan, aplikasi yang akan launching pada tanggal 1 September 2016 mendatang ini bagus sekali. “Tinggal bagaimana cara menjaga inovasi ini, agar terus berlanjut, bukan hanya sesaat. Karennya, inovasi ini harus di lindungi,” katanya.
Lebih lanjut Kapolres mengatakan, ada tiga nama yang diusulkan untuk inovais ini, yakni 86 go, polisi go, dan siBanter. Dalam aplikasi ini operator berperan penting untuk memaksimalkan pengarahan anggota di lapangan, karena pergerakannya terpantau secara langsung oleh monitor.
Melalui aplikasi yang dikelola oleh Tim Gajah Mada, menurut Adex, seluruh warga masyarakat Gresik bisa mengisi data secara online, kemudian dikirimkan ke server yag selanjutnya akan mengirimkan kode booking. “Seperti layaknya masyarakat yang akan naik pesawat terbang,” imbuhnya.
Warga masyarakat cukup datang ke kantor polisi, dengan sistem yang sudah terdigitalisasi dan nomor urut yang rinci dan pendataan yang maksimal dan sistim yang bagus. “Dengan aplikasi ini, pelayanan masyarakat bisa dilakukan dengan cepat dan banyak orang yang bisa terlayani,” ujar Kapolres.
Tim Gajah Mada merupakan tim yang dibentuk sekitar 2 bulan lalu, yang berisikan 100 anggota Polri dari 6 fungsi, yaitu Intel, Sabara, Lantas, Reserse, Binmas dan Kesehatan. Tim ini dilatih dengan kemampuan 3 hal yaitu komunikasi, cara menyelesaikan masalah (problem solving) dan inter personal skill. Dengn bekal tiga kemampuan ini diharapkan bisa mengangkat 3 masalah, yaitu masalah yang disembunyikan, masalah yang belum diketahui, atau masalah yang sudah diketahui tapi tidak ada penyelesaian yang konkrit.
Dijelaskan, percepatan fungsi kamtibmas yang membawahi desa, memiliki kemampuan dengan cara mendekatkan diri ke masyarakat dan sistim pendataan warga. Tanpa adanya inovasi ini, satu desa itu lebih dari seribu kepala keluarga, membutuhkan waktu 500 hari, kalau setiap hari kunjungan mendatangi dua kepala keluarga. ”Karena itulah dibuat tim Gajah Mada agar bisa lebih cepat dan tetap terkontrol,” tegas Adex. (twi/HUMAS MENPANRB)